Langkah Pertama
Setiap melakukan olahraga hal pertama yang paling penting adalah melakukan pemanasan (warming up),
ini berfungsi agar tubuh tidak cedera saat latihan nantinya, lakukan
pemanasan dibagian tubuh yang rentan terhadap cedera mulai dari leher
sampai bagian kaki. pemanasan dapat dilakukan dalam waktu 10 sampai
dengan 30 menit.
Langkah Kedua
Perhatihan peralatan yang digunakan telah sesuai standar baku yang telah ada (licencie dari UIAA)
baik itu harnes, carabiner dan peralatan lainnya, lakukan pemanjatan
dengan orang-orang sudah berpengalaman atau telah mengerti dalam bidang
tersebut, gunakan simpul tali temali yang benar, jangan menganggap remeh
hal yang satu ini karena panjat tebing merupakan salah satu olahraga
yang beresiko tinggi.
Berikut ini tehnik dasar yang umum dalam panjat tebing :
1. Pertahankan 3 titik kontak. 2 tangan dan 2 kaki total
semuanya jadi 4 kontak. Saat memanjat usahakan 1 kontak mencari pegangan
atau pijakan dan 3 lainnya tetap menempel pada tebing. Dengan cara ini kita tidak mudah lelah.
2. Usahakan tangan selalu lurus jangan membengkokan siku saat sudah
meraih pegangan, walau posisi pegangan setinggi apapun segera jatuhkan
badan dengan
menekuk kedua lutut. Karena siku
yang bengkok akan membuat tangan cepat lemas. Dengan meluruskan tangan
sebagian beban tubuh ditunjang oleh otot bahu dan dada jadinya lebih
ringan.
3. Manjat dengan kaki dan bukan tangan. Karena kaki lebih
kuat maka sering-seringlah mendorong vertikal dengan kaki dan bukan menarik
vertikal dengan tangan.
4. Dalam penguasaan tehnik panjat, pengetahuan tentang medan pemanjatan
sangatlah penting. Jenis bebatuan tebing akan sangat menentukan tehnik
apa yang kita
perlukan agar bisa manjat sampai ke puncak dengan mulus. Tebing yang
akan mendikte kita untuk harus begini dan begitu. Proses inilah
yang membuat pemanjat tebing bersahabat dengan alam. Oleh karena itu
menguasai nama-nama gerakan, pegangan dan pijakan sangatlah penting,
dengan begitu kita bisa mengetahui teknik gerakan, pegangan dan pijakan
yang bagaimana yang harus dipakai.
Langkah Ketiga
Lakukan pendinginan setelah selesai latihan, ini sangat berfungsi
sebagai pengembali fungsi otot secara normal juga berfungsi sebagai
pembakaran asam laktat yang mengendap disetiap tendon-tendon yang bisa mengakibatkan rasa nyeri
keesokan harinya. Lakukan pendinginan selama 5 sampai 15 menit.
Kode (Aba-aba) Yang Sering Digunakan Dalam Panjat Tebing
Agar tidak terjadi miss komunikasi antara pemanjat dengan belayernya
juga antar pemanjat-pemanjat yang lainnya di lokasi yang sama, pemakaian
aba-aba yang baku sangatlah penting, dibawah ini aba-aba yang paling
sering digunakan saat memanjat.
Peralatan Dalam Panjat Tebing
Peralatan panjat tebing yang akan dibahas disini adalah yang paling
sering dipakai terutama untuk lead climbing dengan pengaman yang
terlebih dahulu sudah terpasang. Adapun beberapa peralatan tersebut
adalah :
Tali Karmantel
Biasanya yang digunakan adalah tali yang memiliki tingkat kelenturan
atau biasa disebut
dynamic rope.
Secara umun tali di bagi menjadi dua macam yaitu :
Static adalah tali yang mempunyai daya lentur 6% 9%, digunakan untuk tali fixed rope yang digunakan untuk ascending atau descending.
Standart yang digunakan adalah 10,5 mm.
Dynamic adalah tali yang mempunyai daya lentur hingga 25%,
digunakan sebagai tali utama yang menghubungkan pemanjat dengan pengaman pada
titik tertinggi.
Panjangnya tali disesuaikan dengan tingginya rute
pemanjatan. Ukuran yang standar yaitu 50m, 60m dan ada juga yang 75m, 80m
khususnya untuk Big Wall Climbing. Semakin panjang semakin berat pula dan susah
dikelola. Panjang 60m paling banyak diminati para pemanjat.
Ada beberapa cara dalam mengulung tali antara lain :
- Climbers coil
- Butterfly's coil
- Chain stitch
- Cordolette rack
Toprope dan Serbaguna : Gunakan tali tunggal ukuran diameter
11 mm
Sport Climbing : Gunakan tali tunggal ukuran diameter 9.1 mm
- 10.2 mm
Harnest
Harnes berfungsi sebagai perhubung antara badan dan tali yang berfungsi sebagai pengaman
tubuh atau pemanjat untuk mengurangi rasa sakit saat memanjat, Harnest yang paling sering dipakai untuk lead climbing adalah
seat harnest. ada beberapa jenis harnest lain seperti
full body harnest ataupun
webbing harnest. Umumnya harnest ini bisa disesuikan ukuran pada lingkar pinggang dan paha
(Udjustable Harness).
Untuk jenis seat harnes kita bisa mencari yang tidak terlalu
mahal tetapi tetap
lulus standar UIAA. Cari yang pas dan nyaman dipakai terutama kalau
memanjat rute - rute panjang. Rawatlah harnes layaknya merawat tali
kernmantel. Usahakan tetap bersih dan hindari kontak dengan zat kimia
seperti
minyak. Seat harnes bisa bertahan sampe 3 tahun lebih dan kalau hanya
untuk
toprope bisa lebih lama karena tidak dipakai untuk jatuh tinggi terus-terusan.
Sepatu Panjat
Sepatu panjat membantu untuk melindungi kaki dari permukaan
tebing juga membantu pemanjat untuk
memaksimalkan peran kaki pada saat melakukan pemanjatan. Dengan sepatu panjat sekecil apaun injakan yang ada, bisa
digunakan karena konstruksinya memang dirancang untuk memerankan
fungsi seperti itu dan titik tumpu kaki akan
lebih terfokus pada satu titik, jadi seperti apapun bentuk pijakan akan tetap
bisa di injak dengan menggunakan sepatu khusus panjat ini.
Sepatu panjat ini juga dirancang untuk mengurangi kemungkinan
terjadi slip pada waktu pemanjatan. Konstruksi bagian telapak (sol) nya dirancang dari material karet khusus. Material karet yang digunakan ini menjadi ciri khas untuk
masing-masing pabrikan yang memproduksi sepatu panjat. Pada bagian karet (sol)
inilah letak masing-masing teknologi yang menjadi pembeda dari merek-merek sepatu panjat yang beredar saat ini.
Carabiner
Secara difinisi carabiner adalah lingkaran tertutup yang terbuat dari bahan alumunium alloy yang terhubung dengan pin atau screw gate. Carabiner berfungsi sebagai alat pengaman saat memanjat yaitu untuk mengaitkan tali ke hanger, tali ke tali atau tali ke harnest
Gambar di atas adalah jenis-jenis carabiner berdasarkan bentuknya, antara lain :
1. Carabiner Oval
Bentuk ini adalah bentuk asli dari carabiner, serba guna walaupun
tidak sekuat carabiner bentuk lain. Carabiner oval memiliki lekukan bagian atas
dan lekukan bagian bawah yang sama, sehingga beban yang diberikan pada
carabiner ini akan terpusat pada bagian tengah carabiner dan pergeseran beban
juga akan terbatas pada bagian lekukan ini.
2. Carabiner D
Carabiner berbentuk D dirancang untuk menggeser beban yang
diberikan kepada carabiner ke arah spine frame, sisi carabiner yang lurus dan
jauh dari gerbang carabiner. Untuk carabiner, sisi ini merupakan bagian terkuat
untuk menahan beban dan sisi yang terdapat gerbang (gate) merupakan bagian
terlemah. Carabiner D, lebih kuat jika dibandingkan carabiner jenis oval dengan
bahan dan ukuran yang sama.
3. Carabiner Asymmetrical D
Prinsip kerjanya sama dengan carabiner D biasa, tetapi
carabiner ini memiliki bentuk salah satu ujung yang lebih kecil dibandingkan
ujung yang lainnya untuk mengurangi berat dari carabiner itu sendiri. Carabiner
jenis ini biasanya memiliki gerbang (gate) yang lebih besar jika dibandingkan
dengan carabiner jenis D biasa sehingga lebih mudah untuk meng-klik-nya. Tetapi
carabiner bentuk ini tidak memiliki luas lingkaran dalam yang lebih besar jika
dibandingkan dengan carabiner D biasa atau carabiner oval dengan ukuran yang
sama.
4. Carabiner Pear
Carabiner bentuk ini biasanya digunakan untuk belay,
dilengkapi dengan srew gate supaya lebih aman. Carabiner ini memiliki salah
satu ujung yang sangat sempit dan ujung yang lain sangat luas. Tujuannya, untuk
ujung yang kecil adalah bagian yang akan dikaitkan ke harness belay dan bagian
yang luas adalah bagian yang akan berhubungan dengan tali pemanjat. Bagian yang
luas ini memberikan keleluasaan pada tali yang terhubung dengan pemanjat,
sehingga memudahkan pada saat mengulur tali.
Berdasarkan pilihan bentuk gerbang (gate), carabiner dapat
dibedakan menjadi :
5. Carabiner dengan gerbang (gate) lurus
Sampai saat ini carabiner dengan bentuk gerbang lurus adalah
yang paling umum digunakan. Bentuk gerbang carabiner jenis ini benar-benar
lurus dari titik poros sampai ke ujung gerbang. Seperti jenis lainnya,
carabiner ini memiliki pegas pada poros gerbangnya yang mudah didorong saat
dibuka dan kembali menutup secara otomatis saat dilepas.
6. Carabiner Bent Gate
Carabiner bent gate memiliki bentuk gerbang (gate) yang
melengkung sehingga lebih memudahkan pada saat akan dikaitkan dengan pengaman.
Rancangan gate yang melengkung tidak terlalu berpengaruh kepada kekuatan
ataupun berat carabiner. Jika tidak digunakan dengan benar, kaitan carabiner
bent gate bisa saja terlepas dari tali. Seperti jenis peralatan climbing yang
lain, tata cara penggunaan bent gate carabiner harus benar-benar dipelajari
untuk keamanan pada saat digunakan.
Catatan: Bent gate carabiner hanya boleh digunakan untuk
tambatan dengan tali, tidak boleh digunakan untuk tambatan dengan pengaman
langsung (ex:hanger)
7. Locking Carabiner
Locking carabiner mempunyai gerbang yang bisa dikunci pada
kondisi tertutup sehingga memberikan pengamanan yang lebih dan mengantisipasi
kecelakaan yang timbul akibat terbukanya gerbang carabiner. Carabiner jenis ini
harus selalu digunakan pada saat pengaman kita hanya bergantung pada satu
carabiner, seperti pada saat rapelling, belaying atau pada titik pengaman
pertama (jika mempunyai beberapa titik pengaman pada saat berada di tebing).
Locking carabiner bisa saja berbentuk oval, “D”, asymmetrical “D” atau pear.
8. Wire Gate Carabiner
Wire gate carabiner menggunakan lingkaran kawat dari bahan
stainless steel untuk gate-nya. Lingkaran kawat ini mempunyai mekanisme
tersendiri untuk putaran pada sumbunya, mengurangi berat carabiner secara
keseluruhan dan mengurangi kebutuhan untuk komponen tambahan seperti yang
ditemukan pada carabiner konvensional. Kebanyakan carabiner wire gate ini tidak
sekuat carabiner konvensional. Gerbang carabiner ini juga cenderung bergetar
ketika mendapat beban kejut karena massa yang rendah dari kawat itu sendiri.
Selalu jaga kondisi carabiner dari keretakan, penajaman bagian tepi
carabiner, goresan, korosi atau penggunaan yang terlalu berlebihan.
Karena retak dengan ukuran sehelai rambut pun akan mengurangi kekuatan
carabiner hingga 50%. Jika gerbang carabiner macet, cuci dalam air
hangat dengan menggunakan sabun. Bilas secara menyeluruh dan minyaki
area disekitar engsel, lubang pin dan screw dengan pelumas. Bersihkan
semua pelumas yang berlebih pada carabiner.
Quickdraw/Runner
Quickdraw/Runner, merupakan gabungan antara prusik dan dua
buah carabiner. Biasanya digunakan untuk menjadi bagian penyambung antara
chocks, friends, tricams, bolts ataupun
pitons terhadap tali
carnmantel.
Kantong Kapur dan Bubuk Magnesium Carbonate (MgCO3)
Penggunaan kapur pada panjat memanjat diperkenalkan pertama
kali oleh John Gill, pelopor bouldering di USA, yang juga seorang pesenam /
gymnast yang sudah biasa memakai kapur pada saat latihan dan training. Satu
alat yang terjangkau dan menjadi keharusan bagi kebanyakan pemanjat. Penggunaan kapur bisa
sangat membantu membuat telapak tangan tetap kering sehingga cengkraman dan genggaman
lebih menggigit. Kapur ini akan sangat diperlukan saat kita dihadapkan pada pengan-pegangan sloper
(bundar menonjol dan lembut) dimana kelengketan seluruh bagian
telapak tangan sangatlah diperlukan. Betuk kapur ada beberapa macam ada
yang berbentuk kotak (kapur yang sudah dipadatkan), bubuk (paling banyak
digunakan karena praktis), bola kantong (bubuk kapur yang dimasukkan
kedalam bola kain), selain bentuk kapur ada juga alat pengering keringat
lainnya
yang berupa gel atau lotion yang beredar dipasaran.
Calkbag adalah tempat meletakan kapur umumnya di ikat di pinggang pemanjat bagian belakang agar mudah mengambilnya pada saat sedang memanjat,
Belay Device
Merupakan peralatan yang digunakan untuk menuruni tali berfungsi menahan laju alat dengan tali. Dilihat dari cara kerjanya
terbagi dua :
Manual, yaitu alat belay yang digunakan untuk menghentikan
jatuhnya climber dengan menarik dan menekan tali tambang pada posisi tertentu
sehingga terjadi friksi atau tekanan jepit yang menahan tali yang terulur.
Salah satu contoh Belay Device Manual ini adalah Figure Of Eight, Belay Device ini umumnya berbentuk menyerupai angka 8. Namun beberapa
produsen alat panjat mengembangkannya dengan berbagai model dengan berbagai
kelebihan pula. Jenis alat ini paling banyak digunakan, karena setup-nya yang
cepat dan mudah dilepaskan. Namun penggunaannya juga perlu banyak
kehati-hatian.
Otomatis, yaitu alat belay yang akan terkunci dengan
sendirinya pada saat pemanjat jatuh atau saat tali tambang terbebani. Fungsi
alat ini serupa dengan sabuk pengaman yang biasa kita pakai saat berkendaraan
dimana jika terjadi hentakan keras sabuk tersebut akan menahan dan menghentikan
hentakan badan. Salah satu contoh Belay Device Otomatis ini adalah Grigri. Belay Device yang satu ini mempunyai
tingkat keamanan yg paling tinggi karena dapat membelay dengan sendirinya, di
buat oleh Petzl. Penggunaan Petzl Grigri dalam sistem belaying, maupun
descending sangat efesien. namun seperti pada Belay Device lainnnya, jika
digunakan pada tali yang basah atau beku karena es daya kerjanya kurang begitu
baik.
Helmet
Helmet adalah pelindung kepala yg melindungi kepala dari jatuhnya
benda-benda dari atas juga menghindari benturan langsung antara kepala
dengan tebing saat kita terjatuh dalam proses pemanjatan.
Sling
Sling sangat bermanfaat pada panjat tebing maupun panjat
dinding, sling dapat digunakan sebagai runners, back up maupun menjadi bagian
pengaman lainnya. Sling dibagi menjadi dua macam, sling prusik dan sling
webbing, untuk panjang dan diameter sling memiliki banyak variasi.
Teknik Dasar Gerakan, Pegangan dan Pijakan Dalam Panjat Tebing
Teknik Gerakan
Tehnik - tehnik gerakan dalam panjat tebing antara lain :
Outside Edge, Yaitu gerakan dengan posisi pijakan menggunakan sisi kaki bagian luar, posisi ini paling sering digunakan saat memanjat.
Flag, Teknik ini pada umumnya menggunakan sisi kaki bagian dalam
sebagai pijakan dan kaki yang bebas untuk mencari keseimbangannya kaki
tersebut bisa kita
letakkan dibagian dalam kaki yang menumpu atau menjauh dari kaki yang
menumpu.
Twislock, Teknik ini mempunyai pengertian memutar kaki sedemikian
rupa sehingga dapat memperpanjang jangkauan secara otomatis baik digunakan dalam
teknik diagonal movement.
Drop Knee,Teknik ini hampir sama dengan twisting ada putaran antara
salah satu kaki ataupun tubuh perbedaannya ada pada lebar tumpuan kaki sehingga
pada teknik ini benar-benar menggunakan salah satu putaran kaki sebagai
tumpuannya.
Face Climbing, Yaitu pemanjatan pada permukaan tebing yang
memanfaatkan tonjolan batu(point) atau rongga yang memadai yang digunakan sebagai
pijakan kaki, pegangan tangan maupun penjaga keseimbangan tubuh.
Friction / Slab Climbing, Teknik ini semata-mata hanya
mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu. Ini dilakukan pada permukaan
tebing yang tidak terlalu vertical, kekasaran permukaan cukup untuk
menghasilkan gaya gesekan. Gaya gesekan terbesar diperoleh dengan membebani
bidang gesek dengan bidang normal sebesar mungkin. Sol sepatu yang baik dan
pembebanan maksimal di atas kaki akan memberikan gaya gesek yang baik, sehingga
pemanjatan dapat dilakukan dengan lebih mudah.
Fissure Climbing, Teknik pemanjatan dengan fissure climbing
ini lebih memanfaatkan celah yang dipergunakan oleh anggota badan untuk
melakukan panjatan.
Dengan cara demikian, maka beberapa pengembangan dari Fissure Climbing, dikenal teknik-teknik dengan tehnik sebagai berikut ;
Jamming, teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang
tidak begitu besar. Jari-jari tangan, kaki, ataupun bagian-bagian tangan hingga
bahu pemanjat dapat dimanfaatkan sebagai tehnik untuk memanjat dengan cara
memanfaatkan crack/retakan pada tebing untuk melakukan pemanjatan. Peralatan
yang digunakan secara mayoritas adalah pengaman sisip.
Chimneying, teknik memanjat celah vertical yang cukup lebar
pada tebing(chimney). Badan masuk di antara celah, dengan punggung menempel dan
mendorong di salah satu sisi tebing. Sebelah kaki menempel pada sisi tebing
depan, dan sebelah lagi menempel ke tebing yang berrada dibelakang pemanjat.
Kedua tangan diletakkan menempel pada tebing. Kedua tangan membantu mendorong
ke atas bersamaan dengan kedua kaki yang mendorong dan menahan berat badan.
Bridging, teknik memanjat pada celah vertical yang cukup
besar (gullies).Tehnik ini menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan
pada kedua permukaan tebing. Posisi badan mengangkang, kaki sebagai tumpuan
dibantu oleh tangan yang juga berfungsi sebagai penjaga keseimbangan.
Lay back, teknik memanjat pada celah vertical dengan
menggunakan kekuatantangan dan kaki. Pada teknik ini jari tangan mengait tepi
celah tersebut dengan posisi badan membeban ke belakang dan menempel kesisi
tebing, untuk memperkuat pegangan pemanjatnya. kedua kaki berpijak dan
mendorong pada tepi celah yang berlawanan untuk menghasilkan daya angkat.
Hand traverse, Teknik memanjat pada tebing dengan gerak
menyamping (horizontal). Hal ini dilakukan bila pegangan yang ideal sangat
minim dan untuk memanjat vertical sudah tidak memungkinkan lagi. Teknik ini
sangat rawan, dan banyak memakan tenaga karena seluruh berat badan tertumpu
pada tangan, sedapat mungkin pegangan tangan dibantu dengan pijakan kaki (ujung
kaki) agar berat badan dapat terbagi lebih rata.
Mantelself, Teknik memanjat tonjolan-tonjolan (teras-teras
kecil) yang letaknya agak tinggi, namun cukup besar untuk diandalkan sebagai
tempat berdiri selanjutnya. Kedua tangan digunakan untuk menarik berat badan,
dibantu dengan pergerakan kaki. Bila tonjolan-tonjolan tersebut setinggi paha
atau dada maka posisi tangan berubah dari menarik menjadi menekan untuk
mengangkat berat badan yang dibantu dengan dorongan kaki.
Strategi sangat diperlukan dalam setiap pemanjatan tebing,
selalu sensitif membaca keadaan, baik terhadap kemampuan diri maupun keadaan
medan yang ada, sensitif dengan keketerbatasan-keterbatasan yang mungkin timbul
dan selalu dapat mengambil keputusan untuk memnfaatkan kemampuan diri maupun
alat semaksimal mungkin, me-manage semua sumber daya sebaik mungkin untuk dapat
meraih tujuan pemanjatan.
Teknik Pegangan
Beberapa teknik pegangan dasar dalam panjat tebing sebagai berikut :
Jug, (Jug / bucket) Ada yang menyebutnya Thank-God hold (Pegangan
yang diberkahi Tuhan) yaitu bagian batuan yang menonjol bisa buat telapak tangan bergantung bebas. Pegangan bentuk ini
adalah idaman para pemanjat khususnya para pemula.
Crimp, Teknik ini adalah cara memegang yang paling banyak ditemui
saat memanjat, dengan 4 jari dan dibantu ibu jari diatasnya yang
berfungsi sebagai
pengunci, teknik ini dipakai pada saat arah pegangan normal yaitu
menghadap keatas. Pegangan ini terbagi menjadi 3 macam yaitu Close Crimp, Half Crimp dan Open Crimp yang membedakan adalah fungsi ibu jarinya saja.
Sloper, Satu jenis pegangan yang ditakuti dan sangat menantang yaitu
permukaan pegangan tangan yang menonjol halus seperti kurva atau bukit tanpa
ada fitur lainnya. Fitur yaitu lekukan atau benjolan kecil yang ada
dimuka tebing.
Palm, Teknik ini adalah cara memegang dengan
menggunakan telapak tangan bagian dalam ( dekat dengan ibu jari ) bukan pada
jari sebagai tumpuannya, teknik ini dapat dilakukan dengan posisi lengan lurus
dalam usaha menambah ketinggian.
Sidepull, Pegangan yang satu ini adalah dengan cara memegang dengan
arah yang berlawanan, apabila arah pegangan ke kiri maka tarikan atau bebannya
ke kanan begitu pula sebaliknya.
Undercut, Pegangan yang mirip dengan Jug perbedaannya adalah bila Jug arah tangan ke atas maka pada pegangan Undercut ini pegangan dari arah bawah.
Teknik Pijakan
Edging, Teknik ini adalah teknik dasar dalam pemanjatan untuk
pijakan, pengertiannya teknik ini menggunakan sisi-sisi ujung sepatu / ujung kaki dari
mulai sisi luar, tangah, dan dalam teknik ini mutlak berfungsi apabila
pemanjat memakai sepatu.
Smearing/Friction, Pijakan jenis ini menggunakan telapak sepatu/kaki bagian atas dibawah jari-jari kaki, teknik ini dapat berfungsi dengan baik
apabila kita menemukan tebing smearing kurang dari 90 derajat akan tetapi dapat
juga digunakan apabila kita menemukan pijakan yang berjenis slap.
Heelhooking, Tehnik yang digunakan untuk mengatasi pijakan-pijakan yang
menggantung ataupun sulit dijangkau oleh tangan, Dengan kata lain kaki dapat di
gunakan sebagai pengganti tangan.
Teknik - Teknik Lainnya
Rest, Teknik ini adalah cara mencari tempat istirahat sementara
pada saat melakukan pemanjatan dengan metode cari yang lumanyan nyaman,
saat diposisi ini jangan lupa beban tubuh ada pada pijakan kita.
Berhenti beberapa saat sambil melemaskan lengan dengan cara gerakan
sedemikian rupa secara bergantian setelah dirasa cukup baru memulai
pergerakan lagi. Sebagai
catatan gunakan Rest Position tersebut sebaik mungkin sambil menentukan langkah
berikutnya.
Clipping, adalah cara memasukkan tali pada pengaman pada runner yang telah tersedia, salah satu tangan usahakan dalam posisi
lurus (Strike Arm) lalu masukkan tali utama secepat mungkin setelah runner
berada pada jangkauan. Adapun caranya terdapat 3 metode :
1. Jari tengah menahan runner (sedikit ditarik ke bawah) dan ibu jari
serta telunjuk memegang tali, jari manis untuk menahan karabiner
lalu tekan sampai tali benar benar masuk
pada karabiner.
2. Letakkan tali diantara ibu jari dan jari telunjuk lalu
keempat jari sebagai penahan runner lalu remas karabiner tersebut sampai tali
masuk.
3. Jari telunjuk dan ibu jari memegang tali dan ketiga jari
yang lainnya berfungsi sebagai memegang runner lalu tekan tali pada pintu
karabiner sampai masuk.
Dipping, Yaitu mengambil bubuk magnesium pada saat
melakukan pemanjatan yaitu dengan cara memasukkan salah satu tangan pada cahlkbag. Usahakan mengambil magnesium pada posisi
yang menguntungkan salah satu tangan usahakan lurus (Strike Arm).
Strike Arm, Teknik yang dipakai pada saat Rest
Posision, Clipping, dan Dipping maka sebaiknya salah satu lengan yang jadi
tumpuan diluruskan agar bisa lebih berhemat tenaga.
Simpul - Simpul Yang Sering Di Pakai Dalam Panjat Tebing
Figure Eight
Semua pemanjat tebing harus tau simpul ini, simpul yang digunakan untuk
menyambung tali ke harnes pemanjat. dan mungkin hampir 90% pemanjat
tebing didunia menggunakan simpul ini saat memanjat. Kalau ada pemanjat
yang tidak tau simpul ini, perlu dipertanyakan kemampuan memanjatnya
(jangan manjat sama dia!)
Kelebihan simpul ini adalah :
- Simpul ini mudah untuk dipelajari dan mudah untuk dicek
- Simpul ini memiliki kekuatan 75-80 %. Jadi simpul Figure
Eight ini lebih kuat dibandingkan simpul Bowline.
Kelemahannya:
kalau sering terjatuh dan menggantung pada simpul ini,
setelah selesai manjat simpul ini akan sangat erat dan susah dilepas.
Ini bisa menjadi satu kelebihan kalo kamu memang masih terus memanjat dan ingin
tetap terikat kuat dengan talinya. Satu cara melepas ikatan ini yaitu dengan
memegang dua sisi angka delapan-nya masing - masing dengan tangan kanan dan kiri
kemudian goyang-goyangkan kedua tangan tersebut keatas dan kebawah berulang-ulang seperti saat
kita mau mematahkan/membengkokkan sebatang tongkat. Dengan cara ini biasanya
simpul figure eight akan menjadi lentur dan lebih mudah dilepas.
Clove Hitch
Sebuah simpul yang cepat dibuat untuk menghubungan tali ke
anchor. Baik karena ini tidak mengambil banyak bagian tali dan secara mudah
disesuaikan.
Figure 8 on a Bight
Simpul loop terbaik untuk mengikat tali anda ke titik
pengaman karena ini kuat dan mudah dilepaskan juga berguna untuk mencantolkan
seseorang pada pertengahan tali.
Double Figure 8 Fisherman's Knot
Simpul terkuat dan terbaik untuk menyambungkan dua tali
untuk rappelling atau top-roping.
Prusik Knot
Merupakan salah satu simpul friksi atau simpul yang
dibalut/diklem pada tali utama. Simpul pengaman diri yang mudah dibuat untuk
meniti tali utama saat situasi darurat.
sumber http://awakeoutdoor.blogspot.co.id/2014/11/teknik-panjat-tebing.html