Rabu, 16 November 2016

tata cara memanjat tebing

Langkah Pertama
Setiap melakukan olahraga hal pertama yang paling penting adalah melakukan pemanasan (warming up), ini berfungsi agar tubuh tidak cedera saat latihan nantinya, lakukan pemanasan dibagian tubuh yang rentan terhadap cedera mulai dari leher sampai bagian kaki. pemanasan dapat dilakukan dalam waktu 10 sampai dengan 30 menit.

Langkah Kedua
Perhatihan peralatan yang digunakan telah sesuai standar baku yang telah ada (licencie dari UIAA) baik itu harnes, carabiner dan peralatan lainnya, lakukan pemanjatan dengan orang-orang sudah berpengalaman atau telah mengerti dalam bidang tersebut, gunakan simpul tali temali yang benar, jangan menganggap remeh hal yang satu ini karena panjat tebing merupakan salah satu olahraga yang beresiko tinggi.
Berikut ini tehnik dasar yang umum dalam panjat tebing :
1. Pertahankan 3 titik kontak. 2 tangan dan 2 kaki total semuanya jadi 4 kontak. Saat memanjat usahakan 1 kontak mencari pegangan atau pijakan dan 3 lainnya tetap menempel pada tebing. Dengan cara ini kita tidak mudah lelah.
2. Usahakan tangan selalu lurus jangan membengkokan siku saat sudah meraih pegangan, walau posisi pegangan setinggi apapun segera jatuhkan badan dengan menekuk kedua lutut. Karena  siku yang bengkok akan membuat tangan cepat lemas. Dengan meluruskan tangan sebagian beban tubuh ditunjang oleh otot bahu dan dada jadinya lebih ringan.
3. Manjat dengan kaki dan bukan tangan. Karena kaki lebih kuat maka sering-seringlah mendorong vertikal dengan kaki dan bukan menarik vertikal dengan tangan.
4. Dalam penguasaan tehnik panjat, pengetahuan tentang medan pemanjatan sangatlah penting. Jenis bebatuan tebing akan sangat menentukan tehnik apa yang kita perlukan agar bisa manjat sampai ke puncak dengan mulus. Tebing  yang akan mendikte kita untuk harus begini dan begitu. Proses inilah yang membuat pemanjat tebing bersahabat dengan alam. Oleh karena itu menguasai nama-nama gerakan, pegangan dan pijakan sangatlah penting, dengan begitu kita bisa mengetahui teknik gerakan, pegangan dan pijakan yang bagaimana yang harus dipakai. 
Langkah Ketiga
Lakukan pendinginan setelah selesai latihan, ini sangat berfungsi sebagai pengembali fungsi otot secara normal juga berfungsi sebagai pembakaran asam laktat yang mengendap disetiap tendon-tendon yang bisa mengakibatkan rasa nyeri keesokan harinya. Lakukan pendinginan selama 5 sampai 15 menit.

Kode (Aba-aba) Yang Sering Digunakan Dalam Panjat Tebing
Agar tidak terjadi miss komunikasi antara pemanjat dengan belayernya juga antar pemanjat-pemanjat yang lainnya di lokasi yang sama, pemakaian aba-aba yang baku sangatlah penting, dibawah ini aba-aba yang paling sering digunakan saat memanjat.
Peralatan Dalam Panjat Tebing

Peralatan panjat tebing yang akan dibahas disini adalah yang paling sering dipakai terutama untuk lead climbing dengan pengaman yang terlebih dahulu sudah terpasang. Adapun beberapa peralatan tersebut adalah :

Tali Karmantel
Biasanya yang digunakan adalah tali yang memiliki tingkat kelenturan atau biasa disebut dynamic rope.
Secara umun tali di bagi menjadi dua macam yaitu :
Static adalah tali yang mempunyai daya lentur 6%  9%, digunakan untuk tali fixed rope yang  digunakan untuk ascending atau descending. Standart yang digunakan adalah 10,5 mm.
Dynamic adalah tali yang mempunyai daya lentur hingga 25%, digunakan sebagai tali utama yang menghubungkan pemanjat dengan pengaman pada titik tertinggi.

Panjangnya tali disesuaikan dengan tingginya rute pemanjatan. Ukuran yang standar yaitu 50m, 60m dan ada juga yang 75m, 80m khususnya untuk Big Wall Climbing. Semakin panjang semakin berat pula dan susah dikelola. Panjang 60m paling banyak diminati para pemanjat.

Ada beberapa cara dalam mengulung tali antara lain :
  • Climbers coil
  • Butterfly's coil
  • Chain stitch
  • Cordolette rack
Toprope dan Serbaguna : Gunakan tali tunggal ukuran diameter 11 mm
Sport Climbing : Gunakan tali tunggal ukuran diameter 9.1 mm - 10.2 mm

Harnest
Harnes berfungsi sebagai perhubung antara badan dan tali yang berfungsi sebagai pengaman  tubuh atau pemanjat untuk mengurangi rasa sakit saat memanjat, Harnest yang paling sering dipakai untuk lead climbing adalah seat harnest. ada beberapa jenis harnest lain seperti full body harnest ataupun webbing harnest. Umumnya harnest ini bisa disesuikan ukuran pada lingkar pinggang dan paha (Udjustable Harness).


Untuk jenis seat harnes kita bisa mencari yang tidak terlalu mahal tetapi tetap lulus standar UIAA. Cari yang pas dan nyaman dipakai terutama kalau memanjat rute - rute panjang. Rawatlah harnes layaknya merawat tali kernmantel. Usahakan tetap bersih dan hindari kontak dengan zat kimia seperti minyak. Seat harnes bisa bertahan sampe 3 tahun lebih dan kalau hanya untuk toprope bisa lebih lama karena tidak dipakai untuk jatuh tinggi terus-terusan.
Sepatu Panjat
Sepatu panjat membantu untuk melindungi kaki dari permukaan tebing juga membantu pemanjat untuk memaksimalkan peran kaki pada saat melakukan pemanjatan. Dengan sepatu panjat sekecil apaun injakan yang ada, bisa digunakan karena konstruksinya memang dirancang untuk memerankan fungsi seperti itu dan titik tumpu kaki akan lebih terfokus pada satu titik, jadi seperti apapun bentuk pijakan akan tetap bisa di injak dengan menggunakan sepatu khusus panjat ini.
Sepatu panjat ini juga dirancang untuk mengurangi kemungkinan terjadi slip pada waktu pemanjatan. Konstruksi bagian telapak (sol) nya dirancang dari material karet khusus. Material karet yang digunakan ini menjadi ciri khas untuk masing-masing pabrikan yang memproduksi sepatu panjat. Pada bagian karet (sol) inilah letak masing-masing teknologi yang menjadi pembeda dari merek-merek sepatu panjat yang beredar saat ini.
Carabiner
Secara difinisi carabiner adalah lingkaran tertutup yang terbuat dari bahan alumunium alloy yang terhubung dengan pin atau screw gate. Carabiner berfungsi sebagai alat pengaman saat memanjat yaitu untuk mengaitkan tali ke hanger, tali ke tali atau tali ke harnest
Gambar di atas adalah jenis-jenis carabiner berdasarkan bentuknya, antara lain :
1. Carabiner Oval
Bentuk ini adalah bentuk asli dari carabiner, serba guna walaupun tidak sekuat carabiner bentuk lain. Carabiner oval memiliki lekukan bagian atas dan lekukan bagian bawah yang sama, sehingga beban yang diberikan pada carabiner ini akan terpusat pada bagian tengah carabiner dan pergeseran beban juga akan terbatas pada bagian lekukan ini.
2. Carabiner D
Carabiner berbentuk D dirancang untuk menggeser beban yang diberikan kepada carabiner ke arah spine frame, sisi carabiner yang lurus dan jauh dari gerbang carabiner. Untuk carabiner, sisi ini merupakan bagian terkuat untuk menahan beban dan sisi yang terdapat gerbang (gate) merupakan bagian terlemah. Carabiner D, lebih kuat jika dibandingkan carabiner jenis oval dengan bahan dan ukuran yang sama.
3. Carabiner Asymmetrical D
Prinsip kerjanya sama dengan carabiner D biasa, tetapi carabiner ini memiliki bentuk salah satu ujung yang lebih kecil dibandingkan ujung yang lainnya untuk mengurangi berat dari carabiner itu sendiri. Carabiner jenis ini biasanya memiliki gerbang (gate) yang lebih besar jika dibandingkan dengan carabiner jenis D biasa sehingga lebih mudah untuk meng-klik-nya. Tetapi carabiner bentuk ini tidak memiliki luas lingkaran dalam yang lebih besar jika dibandingkan dengan carabiner D biasa atau carabiner oval dengan ukuran yang sama.
4. Carabiner Pear
Carabiner bentuk ini biasanya digunakan untuk belay, dilengkapi dengan srew gate supaya lebih aman. Carabiner ini memiliki salah satu ujung yang sangat sempit dan ujung yang lain sangat luas. Tujuannya, untuk ujung yang kecil adalah bagian yang akan dikaitkan ke harness belay dan bagian yang luas adalah bagian yang akan berhubungan dengan tali pemanjat. Bagian yang luas ini memberikan keleluasaan pada tali yang terhubung dengan pemanjat, sehingga memudahkan pada saat mengulur tali.
Berdasarkan pilihan bentuk gerbang (gate), carabiner dapat dibedakan menjadi :
5. Carabiner dengan gerbang (gate) lurus
Sampai saat ini carabiner dengan bentuk gerbang lurus adalah yang paling umum digunakan. Bentuk gerbang carabiner jenis ini benar-benar lurus dari titik poros sampai ke ujung gerbang. Seperti jenis lainnya, carabiner ini memiliki pegas pada poros gerbangnya yang mudah didorong saat dibuka dan kembali menutup secara otomatis saat dilepas.
6. Carabiner Bent Gate
Carabiner bent gate memiliki bentuk gerbang (gate) yang melengkung sehingga lebih memudahkan pada saat akan dikaitkan dengan pengaman. Rancangan gate yang melengkung tidak terlalu berpengaruh kepada kekuatan ataupun berat carabiner. Jika tidak digunakan dengan benar, kaitan carabiner bent gate bisa saja terlepas dari tali. Seperti jenis peralatan climbing yang lain, tata cara penggunaan bent gate carabiner harus benar-benar dipelajari untuk keamanan pada saat digunakan.
Catatan: Bent gate carabiner hanya boleh digunakan untuk tambatan dengan tali, tidak boleh digunakan untuk tambatan dengan pengaman langsung (ex:hanger)
7. Locking Carabiner
Locking carabiner mempunyai gerbang yang bisa dikunci pada kondisi tertutup sehingga memberikan pengamanan yang lebih dan mengantisipasi kecelakaan yang timbul akibat terbukanya gerbang carabiner. Carabiner jenis ini harus selalu digunakan pada saat pengaman kita hanya bergantung pada satu carabiner, seperti pada saat rapelling, belaying atau pada titik pengaman pertama (jika mempunyai beberapa titik pengaman pada saat berada di tebing). Locking carabiner bisa saja berbentuk oval, “D”, asymmetrical “D” atau pear.
8. Wire Gate Carabiner
Wire gate carabiner menggunakan lingkaran kawat dari bahan stainless steel untuk gate-nya. Lingkaran kawat ini mempunyai mekanisme tersendiri untuk putaran pada sumbunya, mengurangi berat carabiner secara keseluruhan dan mengurangi kebutuhan untuk komponen tambahan seperti yang ditemukan pada carabiner konvensional. Kebanyakan carabiner wire gate ini tidak sekuat carabiner konvensional. Gerbang carabiner ini juga cenderung bergetar ketika mendapat beban kejut karena massa yang rendah dari kawat itu sendiri.
Selalu jaga kondisi carabiner dari keretakan, penajaman bagian tepi carabiner, goresan, korosi atau penggunaan yang terlalu berlebihan. Karena retak dengan ukuran sehelai rambut pun akan mengurangi kekuatan carabiner hingga 50%. Jika gerbang carabiner macet, cuci dalam air hangat dengan menggunakan sabun. Bilas secara menyeluruh dan minyaki area  disekitar engsel, lubang pin dan screw dengan pelumas. Bersihkan semua pelumas yang berlebih pada carabiner.
Quickdraw/Runner
Quickdraw/Runner, merupakan gabungan antara prusik dan dua buah carabiner. Biasanya digunakan untuk menjadi bagian penyambung antara chocks, friends, tricams, bolts ataupun pitons terhadap tali carnmantel.

Kantong Kapur dan Bubuk Magnesium Carbonate (MgCO3)
 


Penggunaan kapur pada panjat memanjat diperkenalkan pertama kali oleh John Gill, pelopor bouldering di USA, yang juga seorang pesenam / gymnast yang sudah biasa memakai kapur pada saat latihan dan training. Satu alat yang terjangkau dan menjadi keharusan bagi kebanyakan pemanjat. Penggunaan kapur bisa sangat membantu membuat telapak tangan tetap kering sehingga cengkraman dan genggaman lebih menggigit. Kapur ini akan sangat diperlukan saat kita dihadapkan pada pengan-pegangan sloper (bundar menonjol dan lembut) dimana kelengketan seluruh bagian telapak tangan sangatlah diperlukan. Betuk kapur ada beberapa macam ada yang berbentuk kotak (kapur yang sudah dipadatkan), bubuk (paling banyak digunakan karena praktis), bola kantong (bubuk kapur yang dimasukkan kedalam bola kain), selain bentuk kapur ada juga alat pengering keringat lainnya yang berupa gel atau lotion yang beredar dipasaran.


Calkbag adalah tempat meletakan kapur umumnya di ikat di pinggang pemanjat bagian belakang agar mudah mengambilnya pada saat sedang memanjat,
Belay Device
Merupakan peralatan yang digunakan untuk menuruni tali berfungsi menahan laju alat dengan tali. Dilihat dari cara kerjanya terbagi dua :
Manual, yaitu alat belay yang digunakan untuk menghentikan jatuhnya climber dengan menarik dan menekan tali tambang pada posisi tertentu sehingga terjadi friksi atau tekanan jepit yang menahan tali yang terulur. Salah satu contoh Belay Device Manual ini adalah Figure Of Eight, Belay Device ini umumnya berbentuk menyerupai angka 8. Namun beberapa produsen alat panjat mengembangkannya dengan berbagai model dengan berbagai kelebihan pula. Jenis alat ini paling banyak digunakan, karena setup-nya yang cepat dan mudah dilepaskan. Namun penggunaannya juga perlu banyak kehati-hatian.
Otomatis, yaitu alat belay yang akan terkunci dengan sendirinya pada saat pemanjat jatuh atau saat tali tambang terbebani. Fungsi alat ini serupa dengan sabuk pengaman yang biasa kita pakai saat berkendaraan dimana jika terjadi hentakan keras sabuk tersebut akan menahan dan menghentikan hentakan badan. Salah satu contoh Belay Device Otomatis ini adalah Grigri. Belay Device yang satu ini mempunyai tingkat keamanan yg paling tinggi karena dapat membelay dengan sendirinya, di buat oleh Petzl. Penggunaan Petzl Grigri dalam sistem belaying, maupun descending sangat efesien. namun seperti pada Belay Device lainnnya, jika digunakan pada tali yang basah atau beku karena es daya kerjanya kurang begitu baik.
Helmet
Helmet adalah pelindung kepala yg melindungi kepala dari jatuhnya benda-benda dari atas juga menghindari benturan langsung antara kepala dengan tebing saat kita terjatuh dalam proses pemanjatan.
Sling
Sling sangat bermanfaat pada panjat tebing maupun panjat dinding, sling dapat digunakan sebagai runners, back up maupun menjadi bagian pengaman lainnya. Sling dibagi menjadi dua macam, sling prusik dan sling webbing, untuk panjang dan diameter sling memiliki banyak variasi.

Teknik Dasar Gerakan, Pegangan dan Pijakan Dalam Panjat Tebing

Teknik Gerakan
Tehnik - tehnik gerakan dalam panjat tebing antara lain :
Outside Edge, Yaitu gerakan dengan posisi pijakan menggunakan sisi kaki bagian luar, posisi ini paling sering digunakan saat memanjat.
Flag, Teknik ini pada umumnya menggunakan sisi kaki bagian dalam sebagai pijakan dan kaki yang bebas untuk mencari keseimbangannya kaki tersebut bisa kita letakkan dibagian dalam kaki yang menumpu atau menjauh dari kaki yang menumpu.
Twislock, Teknik ini mempunyai pengertian memutar kaki sedemikian rupa sehingga dapat memperpanjang jangkauan secara otomatis baik digunakan dalam teknik diagonal movement. 
Drop Knee,Teknik ini hampir sama dengan twisting ada putaran antara salah satu kaki ataupun tubuh perbedaannya ada pada lebar tumpuan kaki sehingga pada teknik ini benar-benar menggunakan salah satu putaran kaki sebagai tumpuannya.
Face Climbing, Yaitu pemanjatan pada permukaan tebing yang memanfaatkan tonjolan batu(point) atau rongga yang memadai yang digunakan sebagai pijakan kaki, pegangan tangan maupun penjaga keseimbangan tubuh.
Friction / Slab Climbing, Teknik ini semata-mata hanya mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu. Ini dilakukan pada permukaan tebing yang tidak terlalu vertical, kekasaran permukaan cukup untuk menghasilkan gaya gesekan. Gaya gesekan terbesar diperoleh dengan membebani bidang gesek dengan bidang normal sebesar mungkin. Sol sepatu yang baik dan pembebanan maksimal di atas kaki akan memberikan gaya gesek yang baik, sehingga pemanjatan dapat dilakukan dengan lebih mudah.
Fissure Climbing, Teknik pemanjatan dengan fissure climbing ini lebih memanfaatkan celah yang dipergunakan oleh anggota badan untuk melakukan panjatan.
Dengan cara demikian, maka beberapa pengembangan dari Fissure Climbing, dikenal teknik-teknik dengan tehnik sebagai berikut ;
Jamming, teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu besar. Jari-jari tangan, kaki, ataupun bagian-bagian tangan hingga bahu pemanjat dapat dimanfaatkan sebagai tehnik untuk memanjat dengan cara memanfaatkan crack/retakan pada tebing untuk melakukan pemanjatan. Peralatan yang digunakan secara mayoritas adalah pengaman sisip.
Chimneying, teknik memanjat celah vertical yang cukup lebar pada tebing(chimney). Badan masuk di antara celah, dengan punggung menempel dan mendorong di salah satu sisi tebing. Sebelah kaki menempel pada sisi tebing depan, dan sebelah lagi menempel ke tebing yang berrada dibelakang pemanjat. Kedua tangan diletakkan menempel pada tebing. Kedua tangan membantu mendorong ke atas bersamaan dengan kedua kaki yang mendorong dan menahan berat badan.
Bridging, teknik memanjat pada celah vertical yang cukup besar (gullies).Tehnik ini menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada kedua permukaan tebing. Posisi badan mengangkang, kaki sebagai tumpuan dibantu oleh tangan yang juga berfungsi sebagai penjaga keseimbangan.
Lay back, teknik memanjat pada celah vertical dengan menggunakan kekuatantangan dan kaki. Pada teknik ini jari tangan mengait tepi celah tersebut dengan posisi badan membeban ke belakang dan menempel kesisi tebing, untuk memperkuat pegangan pemanjatnya. kedua kaki berpijak dan mendorong pada tepi celah yang berlawanan untuk menghasilkan daya angkat.
Hand traverse, Teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping (horizontal). Hal ini dilakukan bila pegangan yang ideal sangat minim dan untuk memanjat vertical sudah tidak memungkinkan lagi. Teknik ini sangat rawan, dan banyak memakan tenaga karena seluruh berat badan tertumpu pada tangan, sedapat mungkin pegangan tangan dibantu dengan pijakan kaki (ujung kaki) agar berat badan dapat terbagi lebih rata.
Mantelself, Teknik memanjat tonjolan-tonjolan (teras-teras kecil) yang letaknya agak tinggi, namun cukup besar untuk diandalkan sebagai tempat berdiri selanjutnya. Kedua tangan digunakan untuk menarik berat badan, dibantu dengan pergerakan kaki. Bila tonjolan-tonjolan tersebut setinggi paha atau dada maka posisi tangan berubah dari menarik menjadi menekan untuk mengangkat berat badan yang dibantu dengan dorongan kaki.
Strategi sangat diperlukan dalam setiap pemanjatan tebing, selalu sensitif membaca keadaan, baik terhadap kemampuan diri maupun keadaan medan yang ada, sensitif dengan keketerbatasan-keterbatasan yang mungkin timbul dan selalu dapat mengambil keputusan untuk memnfaatkan kemampuan diri maupun alat semaksimal mungkin, me-manage semua sumber daya sebaik mungkin untuk dapat meraih tujuan pemanjatan.
Teknik Pegangan 
Beberapa teknik pegangan dasar dalam panjat tebing sebagai berikut :
Jug, (Jug / bucket) Ada yang menyebutnya Thank-God hold (Pegangan yang diberkahi Tuhan) yaitu bagian batuan yang menonjol bisa buat telapak tangan bergantung bebas. Pegangan bentuk ini adalah idaman para pemanjat khususnya para pemula.
Crimp, Teknik ini adalah cara memegang yang paling banyak ditemui saat memanjat, dengan 4 jari dan dibantu ibu jari diatasnya yang berfungsi sebagai pengunci, teknik ini dipakai pada saat arah pegangan normal yaitu menghadap keatas. Pegangan ini terbagi menjadi 3 macam yaitu Close Crimp, Half Crimp dan Open Crimp yang membedakan adalah fungsi ibu jarinya saja.
Sloper, Satu jenis pegangan yang ditakuti dan sangat menantang yaitu permukaan pegangan tangan yang menonjol halus seperti kurva atau bukit tanpa ada fitur lainnya. Fitur yaitu lekukan atau benjolan kecil yang ada dimuka tebing.

Palm, Teknik ini adalah cara memegang dengan menggunakan telapak tangan bagian dalam ( dekat dengan ibu jari ) bukan pada jari sebagai tumpuannya, teknik ini dapat dilakukan dengan posisi lengan lurus dalam usaha menambah ketinggian.
Sidepull, Pegangan yang satu ini adalah dengan cara memegang dengan arah yang berlawanan, apabila arah pegangan ke kiri maka tarikan atau bebannya ke kanan begitu pula sebaliknya.
Undercut, Pegangan yang mirip dengan Jug perbedaannya adalah bila Jug arah tangan ke atas maka pada pegangan Undercut ini pegangan dari arah bawah.
Teknik Pijakan
Edging, Teknik ini adalah teknik dasar dalam pemanjatan untuk pijakan, pengertiannya teknik ini menggunakan sisi-sisi ujung sepatu / ujung kaki dari mulai sisi luar, tangah, dan dalam teknik ini mutlak berfungsi apabila pemanjat memakai sepatu.
Smearing/Friction, Pijakan jenis ini menggunakan telapak sepatu/kaki bagian atas dibawah jari-jari kaki, teknik ini dapat berfungsi dengan baik apabila kita menemukan tebing smearing kurang dari 90 derajat akan tetapi dapat juga digunakan apabila kita menemukan pijakan yang berjenis slap.
Heelhooking, Tehnik yang digunakan untuk mengatasi pijakan-pijakan yang menggantung ataupun sulit dijangkau oleh tangan, Dengan kata lain kaki dapat di gunakan sebagai pengganti tangan.
 
Teknik - Teknik Lainnya
Rest, Teknik ini adalah cara mencari tempat istirahat sementara pada saat melakukan pemanjatan dengan metode cari yang lumanyan nyaman, saat diposisi ini jangan lupa beban tubuh ada pada pijakan kita. Berhenti beberapa saat sambil melemaskan lengan dengan cara gerakan sedemikian rupa secara bergantian setelah dirasa cukup baru memulai pergerakan lagi. Sebagai catatan gunakan Rest Position tersebut sebaik mungkin sambil menentukan langkah berikutnya.
Clipping, adalah cara memasukkan tali pada pengaman pada runner yang telah tersedia, salah satu tangan usahakan dalam posisi lurus (Strike Arm) lalu masukkan tali utama secepat mungkin setelah runner berada pada jangkauan. Adapun caranya terdapat 3 metode :
1. Jari tengah menahan runner (sedikit ditarik ke bawah) dan ibu jari serta telunjuk memegang tali, jari manis untuk menahan karabiner lalu tekan sampai tali benar  benar masuk pada karabiner.
2. Letakkan tali diantara ibu jari dan jari telunjuk lalu keempat jari sebagai penahan runner lalu remas karabiner tersebut sampai tali masuk.
3. Jari telunjuk dan ibu jari memegang tali dan ketiga jari yang lainnya berfungsi sebagai memegang runner lalu tekan tali pada pintu karabiner sampai masuk.
Dipping, Yaitu mengambil bubuk magnesium pada saat melakukan pemanjatan yaitu dengan cara memasukkan salah satu tangan pada cahlkbag. Usahakan mengambil magnesium pada posisi yang menguntungkan salah satu tangan usahakan lurus (Strike Arm).
Strike Arm, Teknik yang dipakai pada saat Rest Posision, Clipping, dan Dipping maka sebaiknya salah satu lengan yang jadi tumpuan diluruskan agar bisa lebih berhemat tenaga.

Simpul - Simpul Yang Sering Di Pakai Dalam Panjat Tebing 

Figure Eight
Semua pemanjat tebing harus tau simpul ini, simpul yang digunakan untuk menyambung tali ke harnes pemanjat. dan mungkin hampir 90% pemanjat tebing didunia menggunakan simpul ini saat memanjat. Kalau ada pemanjat yang tidak tau simpul ini, perlu dipertanyakan kemampuan memanjatnya (jangan manjat sama dia!)
Kelebihan simpul ini adalah :
- Simpul ini mudah untuk dipelajari dan mudah untuk dicek
- Simpul ini memiliki kekuatan 75-80 %. Jadi simpul Figure Eight ini lebih kuat dibandingkan simpul Bowline.
Kelemahannya:
kalau sering terjatuh dan menggantung pada simpul ini, setelah selesai manjat simpul ini akan sangat erat dan susah dilepas. Ini bisa menjadi satu kelebihan kalo kamu memang masih terus memanjat dan ingin tetap terikat kuat dengan talinya. Satu cara melepas ikatan ini yaitu dengan memegang dua sisi angka delapan-nya masing - masing dengan tangan kanan dan kiri kemudian goyang-goyangkan kedua tangan tersebut keatas dan kebawah berulang-ulang seperti saat kita mau mematahkan/membengkokkan sebatang tongkat. Dengan cara ini biasanya simpul figure eight akan menjadi lentur dan lebih mudah dilepas.
Clove Hitch
Sebuah simpul yang cepat dibuat untuk menghubungan tali ke anchor. Baik karena ini tidak mengambil banyak bagian tali dan secara mudah disesuaikan.
Figure 8 on a Bight
Simpul loop terbaik untuk mengikat tali anda ke titik pengaman karena ini kuat dan mudah dilepaskan juga berguna untuk mencantolkan seseorang pada pertengahan tali.
Double Figure 8 Fisherman's Knot

Simpul terkuat dan terbaik untuk menyambungkan dua tali untuk rappelling atau top-roping.
Prusik Knot
Merupakan salah satu simpul friksi atau simpul yang dibalut/diklem pada tali utama. Simpul pengaman diri yang mudah dibuat untuk meniti tali utama saat situasi darurat.
sumber http://awakeoutdoor.blogspot.co.id/2014/11/teknik-panjat-tebing.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar