Rabu, 23 November 2016

penyakit yang sering menyerang saat naik gunung

Mountain Sickness, Penyakit yang Sering Menyerang Saat Naik Gunung

Oleh .   Data medis direview oleh Thu Truong, PharmD.
Mendaki gunung menjadi salah satu hobi yang banyak digemari remaja beberapa tahun belakangan. Namun, tahukah Anda bahwa pendakian yang tidak disertai dengan persiapan yang matang justru bisa membahayakan pendaki? Salah satu kondisi yang bisa mengancam keselamatan saat pendakian adalah acute mountain sickness (AMS).
AMS atau yang sering kali disebut sebagai penyakit gunung bisa terjadi saat pendaki berada atau bermalam di ketinggian tertentu. Sekitar 25% penyakit gunung ini dialami saat pendaki berada di ketinggian 2400 meter di atas permukaan laut (mdpl), dan sekitar 40-50% terjadi saat pendaki berada di ketinggian 3000 mdpl. Kondisi ini bisa terjadi pada usia tua dan muda, pria ataupun wanita, walaupun beberapa penelitian menyatakan wanita lebih sering terkena dibanding pria. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan kadar oksigen dan tekanan udara yang semakin berkurang saat mendaki ke tempat yang lebih tinggi.

Apa yang membuat saya berisiko terkena acute mountain sickness?

Sampai saat ini tidak ada alat diagnosis yang bisa memprediksi dengan pasti kejadian penyakit gunung ini, namun angka kejadian penyakit ini biasanya semakin meningkat apabila ditemukan faktor risiko berikut:
  • Mempunyai riwayat AMS sebelumnya
  • Meminum alkohol atau aktivitas berlebihan saat tubuh belum beradaptasi dengan ketinggian
  • Pendakian yang terlalu cepat (mencapai ketinggian 2700 mdpl dalam waktu kurang dari 1 hari)
  • Mempunyai kondisi medis yang mempengaruhi sistem pernapasan
  • Tidak terbiasa berada di tempat tinggi

Gejala acute mountain sickness

Gejala dan tanda dari AMS biasanya timbul dalam waktu beberapa jam sampai 1 hari, gejala yang timbul bisa berupa gejala yang ringan sampai berat. Berikut adalah gejala dan tanda jika Anda mengalami AMS :
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Lelah
  • Tidak bisa tidur (sering terbangun saat tidur)
  • Kehilangan nafsu makan
  • Mual dan muntah
Apabila tidak ditangani dengan baik, AMS ini bisa berlanjut pada kondisi lebih buruk, berupa edema otak dan edema paru. Pada kondisi edema terjadi penumpukan cairan, sehingga fungsi dari organ tersebut terganggu. Tanda dari edema di paru adalah pasien merasa sesak atau sulit bernapas, dan kondisi ini seringkali diperberat dengan posisi tidur, dan diperingan dengan posisi duduk atau berdiri. Sedangkan edema otak biasanya ditandai dengan perasaan lemas, pusing, penurunan kesadaran yang mudah dikenali dengan pembicaraan yang meracau atau penderita yang tampak sering terkantuk, seperti orang mabuk atau dalam beberapa kasus seperti orang kesurupan.

Apa yang harus dilakukan saat gejala acute mountain sickness muncul?

Apabila ditemukan tanda dan gejala di atas, waspadalah, Anda atau rekan pendakian anda mungkin sedang mengalami serangan AMS. Menghentikan sementara pendakian merupakan terapi efektif bagi AMS, biarkan tubuh Anda beristirahat dan membiasakan diri dengan kadar oksigen dan tekanan udara yang rendah di ketinggian. Saat beristirahat, Anda tidak dianjurkan untuk meminum alkohol atau melakukan aktivitas berlebihan.
Gejala di atas biasanya akan membaik seiring dengan kondisi tubuh pendaki yang sudah beradaptasi, namun apabila dalam waktu 24-48 jam kondisi tidak membaik atau justru semakin memburuk, pendaki harus turun gunung. Kebanyakan pendaki merasa gejala semakin membaik saat turun setinggi 500-800 mdpl, namun apabila kondisi tetap tidak berubah, pendaki disarankan turun sampai basecamp pendakian dan meminta pertolongan tim medis di sana.

Obat yang bisa digunakan untuk mengatasi gejala acute mountain sickness

Onat-obatan yang bisa diberikan untuk mengurangi gejala AMS antara lain parasetamol atau ibuprofen untuk mengurangi sakit kepada atau pusing yang diderita, ondansetron atau promethazin untuk mengurangi mual dan muntah. Asetazolamide dan dexamethason merupakan salah satu obat yang sering digunakan baik untuk pencegahan maupun pengobatan AMS. Oksigen juga bisa diberikan apabila gejala dirasakan berat, dan bisa dihentikan saat gejala membaik. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Anda mengenai perlu tidaknya penggunaan terapi di atas dan berapa dosis yang dianjurkan.

Bagaimana cara mencegah acute mountain sickness saat naik gunung?

Deteksi dini dan penanganan yang cepat merupakan suatu hal yang penting bagi AMS. AMS yang tidak ditangani dengan tepat bisa berakibat fatal, bahkan sampai menyebabkan kematian. Posisi penderita yang berada di gunung juga merupakan suatu tantangan karena medan yang sulit dijangkau dan tidak adanya jaringan komunikasi. Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila pendaki mengetahui tips-tips untuk mencegah penyakit gunung ini.
  • Mendaki secara perlahan, supaya tubuh bisa beradaptasi.
  • Jika Anda tinggal di tempat dengan ketinggian di bawah 1500 mdpl, hindari tidur di ketinggian d iatas 2800 mdpl pada malam pertama.
  • Membuka tenda di tempat yang lebih rendah. Pendaki tentu saja diperbolehkan mendaki sampai puncak jika dirasakan aman, namun untuk bermalam, disarankan mencari tempat yang lebih rendah.
  • Tinggal di tempat dengan ketinggian sekitar 1500 mdpl selama beberapa hari atau minggu sebelum pendakian bisa membantu Anda untuk mendaki lebih cepat.
  • sumber  https://hellosehat.com/mountain-sickness-penyakit-berbahaya-yang-sering-menyerang-pendaki-gunung/

Rabu, 16 November 2016

materi repling dan prusking

Materi REPLING & PRUSIKING


1. PRUSIKING
   Prusik (diucapkan "prʌsɪk") adalah halangan gesekan atau simpul yang digunakan untuk meletakkan tali kecil di sekitar loop tali, diterapkan dalam pendakian, canyoneering, mountaineering, caving, penyelamatan tali, dan oleh arborists. Dalam kegiatan di alam biasanya diartikan sebagai sebuah kegiatan menaiki atau memanjat sebuah tali (carmantel) dengan bantuan dua buah tali kecil (prusik) beserta peralatan yang mendukungnya,terserah anda mendeskripsikan prusiking intinya menaiki tali dengan prusik, hehe... Adapun seni dalam prusiking itu bermacam-macam. Dalam perlombaan ada beberapa jarak ketinggian yang di tentukan.

2. OPER CARABINER


Disini biasanya kesulitannya para pemula. Oper carabiner adalah kegiatan mengganti posisi dari keadaan naik sekarang di haruskan turun dengan cara mengoper/mengganti tempat carabiner yang mula mula terpasang di prusik sekarang harus di lepaskan dan menggantinya pada sebuah figur dan melepas semua prusik. Bagi pemula kegiatan ini menyusahkan. Dalam lomba kegiatan ini biasanya yang menentukan barang siapa yang bisa cepat mengoper akan menang karena kecepatan memanjat biasanya rata-rata pada pendaki. Adapun seni / cara mengoper ada bermacam-macam mulai dari yang sederhana sampai yang exstrim dengan langsung melepas prusik, kemudian repling.
     

3. REPLING
   Repling adalah kebalikan dari prusiking, kalau prusik keatas sekarang kebawah dengan bantuan figur dari sebuah ketinggian. Dalam repling juga ada beberapa seni mulai dari yang biasa duduk sampai yang kepala di bawah atau yang seperti para pak tentara tentara.




ALAT-ALAT KERNMANTEL,WIBING,KARABINER,ANGKA8,KAOS TANGAN,TALI PRUSIK. 

Cara memasang wibing adalah dengan cara :
1.pertama atur terlebih dahulu panjang tali jiwa atau wibing tersebut supaya sama panjangnya
2.kita harus mengikatkan pada pinggang kita
3.selipkan kedua pangkal paha dari depan ke belakang

Cara praktek prusiking [naik pada tebing]adalah :
1.kita harus pasang wibing dengan benar agar keselamatan terjamin
2.pasang tali frusik pada karmantel
3.setelah itu kita harus pasang karabirskru pada weabing dan tali frusik pada bagian atas
4.setelah itu mulailah memanjat dengan cara [1].naikkan tali frusik bagian atas. [2].setelah itu naikkan tali frusik bagian bawah dan injak lalu kita naik ke atas. [3].kita harus melakukan dengan berulang-ulang. jika kita melakukan penurunan kita harus melalui langkah-langkah berikut tetapi agak berbeda dengan cara naik ke atas,weabing tali jiwa di pasang terlebih dahulu kemudian sneep di masukkan ke tali jiwa,angka8 dimasukkan kekernmantel, kemudian di masukkan ke sneep. lalu kita coba setelah ki mau turun posisi badan harus dengan jongkok dan posisi tangan tangan kita yan sebelah kanan berada di belakang sedangkan tangan kiri kita berada di depan lalu kita turun tapi sebelum kita turun haru baca doa terlebih dahulu.. :-)

carabiner non screw

Kernmantel

Carabiner screw
Webing

Figure 8

Untuk kawan-kawan yang belum mencoba repling dan prusiking maupun oper carabiner dapat mencoba dengan teman yang sudah bisa ya, dan ingat jangan mencobanya sendiri.
Dijamin asik dan bikin ketagihan deh, Keep Smile & Spirit :)

sumberhttp://anaktehnikpecintaalam.blogspot.co.id/2013/10/materi-repling-frusiking.html

tata cara memanjat tebing

Langkah Pertama
Setiap melakukan olahraga hal pertama yang paling penting adalah melakukan pemanasan (warming up), ini berfungsi agar tubuh tidak cedera saat latihan nantinya, lakukan pemanasan dibagian tubuh yang rentan terhadap cedera mulai dari leher sampai bagian kaki. pemanasan dapat dilakukan dalam waktu 10 sampai dengan 30 menit.

Langkah Kedua
Perhatihan peralatan yang digunakan telah sesuai standar baku yang telah ada (licencie dari UIAA) baik itu harnes, carabiner dan peralatan lainnya, lakukan pemanjatan dengan orang-orang sudah berpengalaman atau telah mengerti dalam bidang tersebut, gunakan simpul tali temali yang benar, jangan menganggap remeh hal yang satu ini karena panjat tebing merupakan salah satu olahraga yang beresiko tinggi.
Berikut ini tehnik dasar yang umum dalam panjat tebing :
1. Pertahankan 3 titik kontak. 2 tangan dan 2 kaki total semuanya jadi 4 kontak. Saat memanjat usahakan 1 kontak mencari pegangan atau pijakan dan 3 lainnya tetap menempel pada tebing. Dengan cara ini kita tidak mudah lelah.
2. Usahakan tangan selalu lurus jangan membengkokan siku saat sudah meraih pegangan, walau posisi pegangan setinggi apapun segera jatuhkan badan dengan menekuk kedua lutut. Karena  siku yang bengkok akan membuat tangan cepat lemas. Dengan meluruskan tangan sebagian beban tubuh ditunjang oleh otot bahu dan dada jadinya lebih ringan.
3. Manjat dengan kaki dan bukan tangan. Karena kaki lebih kuat maka sering-seringlah mendorong vertikal dengan kaki dan bukan menarik vertikal dengan tangan.
4. Dalam penguasaan tehnik panjat, pengetahuan tentang medan pemanjatan sangatlah penting. Jenis bebatuan tebing akan sangat menentukan tehnik apa yang kita perlukan agar bisa manjat sampai ke puncak dengan mulus. Tebing  yang akan mendikte kita untuk harus begini dan begitu. Proses inilah yang membuat pemanjat tebing bersahabat dengan alam. Oleh karena itu menguasai nama-nama gerakan, pegangan dan pijakan sangatlah penting, dengan begitu kita bisa mengetahui teknik gerakan, pegangan dan pijakan yang bagaimana yang harus dipakai. 
Langkah Ketiga
Lakukan pendinginan setelah selesai latihan, ini sangat berfungsi sebagai pengembali fungsi otot secara normal juga berfungsi sebagai pembakaran asam laktat yang mengendap disetiap tendon-tendon yang bisa mengakibatkan rasa nyeri keesokan harinya. Lakukan pendinginan selama 5 sampai 15 menit.

Kode (Aba-aba) Yang Sering Digunakan Dalam Panjat Tebing
Agar tidak terjadi miss komunikasi antara pemanjat dengan belayernya juga antar pemanjat-pemanjat yang lainnya di lokasi yang sama, pemakaian aba-aba yang baku sangatlah penting, dibawah ini aba-aba yang paling sering digunakan saat memanjat.
Peralatan Dalam Panjat Tebing

Peralatan panjat tebing yang akan dibahas disini adalah yang paling sering dipakai terutama untuk lead climbing dengan pengaman yang terlebih dahulu sudah terpasang. Adapun beberapa peralatan tersebut adalah :

Tali Karmantel
Biasanya yang digunakan adalah tali yang memiliki tingkat kelenturan atau biasa disebut dynamic rope.
Secara umun tali di bagi menjadi dua macam yaitu :
Static adalah tali yang mempunyai daya lentur 6%  9%, digunakan untuk tali fixed rope yang  digunakan untuk ascending atau descending. Standart yang digunakan adalah 10,5 mm.
Dynamic adalah tali yang mempunyai daya lentur hingga 25%, digunakan sebagai tali utama yang menghubungkan pemanjat dengan pengaman pada titik tertinggi.

Panjangnya tali disesuaikan dengan tingginya rute pemanjatan. Ukuran yang standar yaitu 50m, 60m dan ada juga yang 75m, 80m khususnya untuk Big Wall Climbing. Semakin panjang semakin berat pula dan susah dikelola. Panjang 60m paling banyak diminati para pemanjat.

Ada beberapa cara dalam mengulung tali antara lain :
  • Climbers coil
  • Butterfly's coil
  • Chain stitch
  • Cordolette rack
Toprope dan Serbaguna : Gunakan tali tunggal ukuran diameter 11 mm
Sport Climbing : Gunakan tali tunggal ukuran diameter 9.1 mm - 10.2 mm

Harnest
Harnes berfungsi sebagai perhubung antara badan dan tali yang berfungsi sebagai pengaman  tubuh atau pemanjat untuk mengurangi rasa sakit saat memanjat, Harnest yang paling sering dipakai untuk lead climbing adalah seat harnest. ada beberapa jenis harnest lain seperti full body harnest ataupun webbing harnest. Umumnya harnest ini bisa disesuikan ukuran pada lingkar pinggang dan paha (Udjustable Harness).


Untuk jenis seat harnes kita bisa mencari yang tidak terlalu mahal tetapi tetap lulus standar UIAA. Cari yang pas dan nyaman dipakai terutama kalau memanjat rute - rute panjang. Rawatlah harnes layaknya merawat tali kernmantel. Usahakan tetap bersih dan hindari kontak dengan zat kimia seperti minyak. Seat harnes bisa bertahan sampe 3 tahun lebih dan kalau hanya untuk toprope bisa lebih lama karena tidak dipakai untuk jatuh tinggi terus-terusan.
Sepatu Panjat
Sepatu panjat membantu untuk melindungi kaki dari permukaan tebing juga membantu pemanjat untuk memaksimalkan peran kaki pada saat melakukan pemanjatan. Dengan sepatu panjat sekecil apaun injakan yang ada, bisa digunakan karena konstruksinya memang dirancang untuk memerankan fungsi seperti itu dan titik tumpu kaki akan lebih terfokus pada satu titik, jadi seperti apapun bentuk pijakan akan tetap bisa di injak dengan menggunakan sepatu khusus panjat ini.
Sepatu panjat ini juga dirancang untuk mengurangi kemungkinan terjadi slip pada waktu pemanjatan. Konstruksi bagian telapak (sol) nya dirancang dari material karet khusus. Material karet yang digunakan ini menjadi ciri khas untuk masing-masing pabrikan yang memproduksi sepatu panjat. Pada bagian karet (sol) inilah letak masing-masing teknologi yang menjadi pembeda dari merek-merek sepatu panjat yang beredar saat ini.
Carabiner
Secara difinisi carabiner adalah lingkaran tertutup yang terbuat dari bahan alumunium alloy yang terhubung dengan pin atau screw gate. Carabiner berfungsi sebagai alat pengaman saat memanjat yaitu untuk mengaitkan tali ke hanger, tali ke tali atau tali ke harnest
Gambar di atas adalah jenis-jenis carabiner berdasarkan bentuknya, antara lain :
1. Carabiner Oval
Bentuk ini adalah bentuk asli dari carabiner, serba guna walaupun tidak sekuat carabiner bentuk lain. Carabiner oval memiliki lekukan bagian atas dan lekukan bagian bawah yang sama, sehingga beban yang diberikan pada carabiner ini akan terpusat pada bagian tengah carabiner dan pergeseran beban juga akan terbatas pada bagian lekukan ini.
2. Carabiner D
Carabiner berbentuk D dirancang untuk menggeser beban yang diberikan kepada carabiner ke arah spine frame, sisi carabiner yang lurus dan jauh dari gerbang carabiner. Untuk carabiner, sisi ini merupakan bagian terkuat untuk menahan beban dan sisi yang terdapat gerbang (gate) merupakan bagian terlemah. Carabiner D, lebih kuat jika dibandingkan carabiner jenis oval dengan bahan dan ukuran yang sama.
3. Carabiner Asymmetrical D
Prinsip kerjanya sama dengan carabiner D biasa, tetapi carabiner ini memiliki bentuk salah satu ujung yang lebih kecil dibandingkan ujung yang lainnya untuk mengurangi berat dari carabiner itu sendiri. Carabiner jenis ini biasanya memiliki gerbang (gate) yang lebih besar jika dibandingkan dengan carabiner jenis D biasa sehingga lebih mudah untuk meng-klik-nya. Tetapi carabiner bentuk ini tidak memiliki luas lingkaran dalam yang lebih besar jika dibandingkan dengan carabiner D biasa atau carabiner oval dengan ukuran yang sama.
4. Carabiner Pear
Carabiner bentuk ini biasanya digunakan untuk belay, dilengkapi dengan srew gate supaya lebih aman. Carabiner ini memiliki salah satu ujung yang sangat sempit dan ujung yang lain sangat luas. Tujuannya, untuk ujung yang kecil adalah bagian yang akan dikaitkan ke harness belay dan bagian yang luas adalah bagian yang akan berhubungan dengan tali pemanjat. Bagian yang luas ini memberikan keleluasaan pada tali yang terhubung dengan pemanjat, sehingga memudahkan pada saat mengulur tali.
Berdasarkan pilihan bentuk gerbang (gate), carabiner dapat dibedakan menjadi :
5. Carabiner dengan gerbang (gate) lurus
Sampai saat ini carabiner dengan bentuk gerbang lurus adalah yang paling umum digunakan. Bentuk gerbang carabiner jenis ini benar-benar lurus dari titik poros sampai ke ujung gerbang. Seperti jenis lainnya, carabiner ini memiliki pegas pada poros gerbangnya yang mudah didorong saat dibuka dan kembali menutup secara otomatis saat dilepas.
6. Carabiner Bent Gate
Carabiner bent gate memiliki bentuk gerbang (gate) yang melengkung sehingga lebih memudahkan pada saat akan dikaitkan dengan pengaman. Rancangan gate yang melengkung tidak terlalu berpengaruh kepada kekuatan ataupun berat carabiner. Jika tidak digunakan dengan benar, kaitan carabiner bent gate bisa saja terlepas dari tali. Seperti jenis peralatan climbing yang lain, tata cara penggunaan bent gate carabiner harus benar-benar dipelajari untuk keamanan pada saat digunakan.
Catatan: Bent gate carabiner hanya boleh digunakan untuk tambatan dengan tali, tidak boleh digunakan untuk tambatan dengan pengaman langsung (ex:hanger)
7. Locking Carabiner
Locking carabiner mempunyai gerbang yang bisa dikunci pada kondisi tertutup sehingga memberikan pengamanan yang lebih dan mengantisipasi kecelakaan yang timbul akibat terbukanya gerbang carabiner. Carabiner jenis ini harus selalu digunakan pada saat pengaman kita hanya bergantung pada satu carabiner, seperti pada saat rapelling, belaying atau pada titik pengaman pertama (jika mempunyai beberapa titik pengaman pada saat berada di tebing). Locking carabiner bisa saja berbentuk oval, “D”, asymmetrical “D” atau pear.
8. Wire Gate Carabiner
Wire gate carabiner menggunakan lingkaran kawat dari bahan stainless steel untuk gate-nya. Lingkaran kawat ini mempunyai mekanisme tersendiri untuk putaran pada sumbunya, mengurangi berat carabiner secara keseluruhan dan mengurangi kebutuhan untuk komponen tambahan seperti yang ditemukan pada carabiner konvensional. Kebanyakan carabiner wire gate ini tidak sekuat carabiner konvensional. Gerbang carabiner ini juga cenderung bergetar ketika mendapat beban kejut karena massa yang rendah dari kawat itu sendiri.
Selalu jaga kondisi carabiner dari keretakan, penajaman bagian tepi carabiner, goresan, korosi atau penggunaan yang terlalu berlebihan. Karena retak dengan ukuran sehelai rambut pun akan mengurangi kekuatan carabiner hingga 50%. Jika gerbang carabiner macet, cuci dalam air hangat dengan menggunakan sabun. Bilas secara menyeluruh dan minyaki area  disekitar engsel, lubang pin dan screw dengan pelumas. Bersihkan semua pelumas yang berlebih pada carabiner.
Quickdraw/Runner
Quickdraw/Runner, merupakan gabungan antara prusik dan dua buah carabiner. Biasanya digunakan untuk menjadi bagian penyambung antara chocks, friends, tricams, bolts ataupun pitons terhadap tali carnmantel.

Kantong Kapur dan Bubuk Magnesium Carbonate (MgCO3)
 


Penggunaan kapur pada panjat memanjat diperkenalkan pertama kali oleh John Gill, pelopor bouldering di USA, yang juga seorang pesenam / gymnast yang sudah biasa memakai kapur pada saat latihan dan training. Satu alat yang terjangkau dan menjadi keharusan bagi kebanyakan pemanjat. Penggunaan kapur bisa sangat membantu membuat telapak tangan tetap kering sehingga cengkraman dan genggaman lebih menggigit. Kapur ini akan sangat diperlukan saat kita dihadapkan pada pengan-pegangan sloper (bundar menonjol dan lembut) dimana kelengketan seluruh bagian telapak tangan sangatlah diperlukan. Betuk kapur ada beberapa macam ada yang berbentuk kotak (kapur yang sudah dipadatkan), bubuk (paling banyak digunakan karena praktis), bola kantong (bubuk kapur yang dimasukkan kedalam bola kain), selain bentuk kapur ada juga alat pengering keringat lainnya yang berupa gel atau lotion yang beredar dipasaran.


Calkbag adalah tempat meletakan kapur umumnya di ikat di pinggang pemanjat bagian belakang agar mudah mengambilnya pada saat sedang memanjat,
Belay Device
Merupakan peralatan yang digunakan untuk menuruni tali berfungsi menahan laju alat dengan tali. Dilihat dari cara kerjanya terbagi dua :
Manual, yaitu alat belay yang digunakan untuk menghentikan jatuhnya climber dengan menarik dan menekan tali tambang pada posisi tertentu sehingga terjadi friksi atau tekanan jepit yang menahan tali yang terulur. Salah satu contoh Belay Device Manual ini adalah Figure Of Eight, Belay Device ini umumnya berbentuk menyerupai angka 8. Namun beberapa produsen alat panjat mengembangkannya dengan berbagai model dengan berbagai kelebihan pula. Jenis alat ini paling banyak digunakan, karena setup-nya yang cepat dan mudah dilepaskan. Namun penggunaannya juga perlu banyak kehati-hatian.
Otomatis, yaitu alat belay yang akan terkunci dengan sendirinya pada saat pemanjat jatuh atau saat tali tambang terbebani. Fungsi alat ini serupa dengan sabuk pengaman yang biasa kita pakai saat berkendaraan dimana jika terjadi hentakan keras sabuk tersebut akan menahan dan menghentikan hentakan badan. Salah satu contoh Belay Device Otomatis ini adalah Grigri. Belay Device yang satu ini mempunyai tingkat keamanan yg paling tinggi karena dapat membelay dengan sendirinya, di buat oleh Petzl. Penggunaan Petzl Grigri dalam sistem belaying, maupun descending sangat efesien. namun seperti pada Belay Device lainnnya, jika digunakan pada tali yang basah atau beku karena es daya kerjanya kurang begitu baik.
Helmet
Helmet adalah pelindung kepala yg melindungi kepala dari jatuhnya benda-benda dari atas juga menghindari benturan langsung antara kepala dengan tebing saat kita terjatuh dalam proses pemanjatan.
Sling
Sling sangat bermanfaat pada panjat tebing maupun panjat dinding, sling dapat digunakan sebagai runners, back up maupun menjadi bagian pengaman lainnya. Sling dibagi menjadi dua macam, sling prusik dan sling webbing, untuk panjang dan diameter sling memiliki banyak variasi.

Teknik Dasar Gerakan, Pegangan dan Pijakan Dalam Panjat Tebing

Teknik Gerakan
Tehnik - tehnik gerakan dalam panjat tebing antara lain :
Outside Edge, Yaitu gerakan dengan posisi pijakan menggunakan sisi kaki bagian luar, posisi ini paling sering digunakan saat memanjat.
Flag, Teknik ini pada umumnya menggunakan sisi kaki bagian dalam sebagai pijakan dan kaki yang bebas untuk mencari keseimbangannya kaki tersebut bisa kita letakkan dibagian dalam kaki yang menumpu atau menjauh dari kaki yang menumpu.
Twislock, Teknik ini mempunyai pengertian memutar kaki sedemikian rupa sehingga dapat memperpanjang jangkauan secara otomatis baik digunakan dalam teknik diagonal movement. 
Drop Knee,Teknik ini hampir sama dengan twisting ada putaran antara salah satu kaki ataupun tubuh perbedaannya ada pada lebar tumpuan kaki sehingga pada teknik ini benar-benar menggunakan salah satu putaran kaki sebagai tumpuannya.
Face Climbing, Yaitu pemanjatan pada permukaan tebing yang memanfaatkan tonjolan batu(point) atau rongga yang memadai yang digunakan sebagai pijakan kaki, pegangan tangan maupun penjaga keseimbangan tubuh.
Friction / Slab Climbing, Teknik ini semata-mata hanya mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu. Ini dilakukan pada permukaan tebing yang tidak terlalu vertical, kekasaran permukaan cukup untuk menghasilkan gaya gesekan. Gaya gesekan terbesar diperoleh dengan membebani bidang gesek dengan bidang normal sebesar mungkin. Sol sepatu yang baik dan pembebanan maksimal di atas kaki akan memberikan gaya gesek yang baik, sehingga pemanjatan dapat dilakukan dengan lebih mudah.
Fissure Climbing, Teknik pemanjatan dengan fissure climbing ini lebih memanfaatkan celah yang dipergunakan oleh anggota badan untuk melakukan panjatan.
Dengan cara demikian, maka beberapa pengembangan dari Fissure Climbing, dikenal teknik-teknik dengan tehnik sebagai berikut ;
Jamming, teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu besar. Jari-jari tangan, kaki, ataupun bagian-bagian tangan hingga bahu pemanjat dapat dimanfaatkan sebagai tehnik untuk memanjat dengan cara memanfaatkan crack/retakan pada tebing untuk melakukan pemanjatan. Peralatan yang digunakan secara mayoritas adalah pengaman sisip.
Chimneying, teknik memanjat celah vertical yang cukup lebar pada tebing(chimney). Badan masuk di antara celah, dengan punggung menempel dan mendorong di salah satu sisi tebing. Sebelah kaki menempel pada sisi tebing depan, dan sebelah lagi menempel ke tebing yang berrada dibelakang pemanjat. Kedua tangan diletakkan menempel pada tebing. Kedua tangan membantu mendorong ke atas bersamaan dengan kedua kaki yang mendorong dan menahan berat badan.
Bridging, teknik memanjat pada celah vertical yang cukup besar (gullies).Tehnik ini menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada kedua permukaan tebing. Posisi badan mengangkang, kaki sebagai tumpuan dibantu oleh tangan yang juga berfungsi sebagai penjaga keseimbangan.
Lay back, teknik memanjat pada celah vertical dengan menggunakan kekuatantangan dan kaki. Pada teknik ini jari tangan mengait tepi celah tersebut dengan posisi badan membeban ke belakang dan menempel kesisi tebing, untuk memperkuat pegangan pemanjatnya. kedua kaki berpijak dan mendorong pada tepi celah yang berlawanan untuk menghasilkan daya angkat.
Hand traverse, Teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping (horizontal). Hal ini dilakukan bila pegangan yang ideal sangat minim dan untuk memanjat vertical sudah tidak memungkinkan lagi. Teknik ini sangat rawan, dan banyak memakan tenaga karena seluruh berat badan tertumpu pada tangan, sedapat mungkin pegangan tangan dibantu dengan pijakan kaki (ujung kaki) agar berat badan dapat terbagi lebih rata.
Mantelself, Teknik memanjat tonjolan-tonjolan (teras-teras kecil) yang letaknya agak tinggi, namun cukup besar untuk diandalkan sebagai tempat berdiri selanjutnya. Kedua tangan digunakan untuk menarik berat badan, dibantu dengan pergerakan kaki. Bila tonjolan-tonjolan tersebut setinggi paha atau dada maka posisi tangan berubah dari menarik menjadi menekan untuk mengangkat berat badan yang dibantu dengan dorongan kaki.
Strategi sangat diperlukan dalam setiap pemanjatan tebing, selalu sensitif membaca keadaan, baik terhadap kemampuan diri maupun keadaan medan yang ada, sensitif dengan keketerbatasan-keterbatasan yang mungkin timbul dan selalu dapat mengambil keputusan untuk memnfaatkan kemampuan diri maupun alat semaksimal mungkin, me-manage semua sumber daya sebaik mungkin untuk dapat meraih tujuan pemanjatan.
Teknik Pegangan 
Beberapa teknik pegangan dasar dalam panjat tebing sebagai berikut :
Jug, (Jug / bucket) Ada yang menyebutnya Thank-God hold (Pegangan yang diberkahi Tuhan) yaitu bagian batuan yang menonjol bisa buat telapak tangan bergantung bebas. Pegangan bentuk ini adalah idaman para pemanjat khususnya para pemula.
Crimp, Teknik ini adalah cara memegang yang paling banyak ditemui saat memanjat, dengan 4 jari dan dibantu ibu jari diatasnya yang berfungsi sebagai pengunci, teknik ini dipakai pada saat arah pegangan normal yaitu menghadap keatas. Pegangan ini terbagi menjadi 3 macam yaitu Close Crimp, Half Crimp dan Open Crimp yang membedakan adalah fungsi ibu jarinya saja.
Sloper, Satu jenis pegangan yang ditakuti dan sangat menantang yaitu permukaan pegangan tangan yang menonjol halus seperti kurva atau bukit tanpa ada fitur lainnya. Fitur yaitu lekukan atau benjolan kecil yang ada dimuka tebing.

Palm, Teknik ini adalah cara memegang dengan menggunakan telapak tangan bagian dalam ( dekat dengan ibu jari ) bukan pada jari sebagai tumpuannya, teknik ini dapat dilakukan dengan posisi lengan lurus dalam usaha menambah ketinggian.
Sidepull, Pegangan yang satu ini adalah dengan cara memegang dengan arah yang berlawanan, apabila arah pegangan ke kiri maka tarikan atau bebannya ke kanan begitu pula sebaliknya.
Undercut, Pegangan yang mirip dengan Jug perbedaannya adalah bila Jug arah tangan ke atas maka pada pegangan Undercut ini pegangan dari arah bawah.
Teknik Pijakan
Edging, Teknik ini adalah teknik dasar dalam pemanjatan untuk pijakan, pengertiannya teknik ini menggunakan sisi-sisi ujung sepatu / ujung kaki dari mulai sisi luar, tangah, dan dalam teknik ini mutlak berfungsi apabila pemanjat memakai sepatu.
Smearing/Friction, Pijakan jenis ini menggunakan telapak sepatu/kaki bagian atas dibawah jari-jari kaki, teknik ini dapat berfungsi dengan baik apabila kita menemukan tebing smearing kurang dari 90 derajat akan tetapi dapat juga digunakan apabila kita menemukan pijakan yang berjenis slap.
Heelhooking, Tehnik yang digunakan untuk mengatasi pijakan-pijakan yang menggantung ataupun sulit dijangkau oleh tangan, Dengan kata lain kaki dapat di gunakan sebagai pengganti tangan.
 
Teknik - Teknik Lainnya
Rest, Teknik ini adalah cara mencari tempat istirahat sementara pada saat melakukan pemanjatan dengan metode cari yang lumanyan nyaman, saat diposisi ini jangan lupa beban tubuh ada pada pijakan kita. Berhenti beberapa saat sambil melemaskan lengan dengan cara gerakan sedemikian rupa secara bergantian setelah dirasa cukup baru memulai pergerakan lagi. Sebagai catatan gunakan Rest Position tersebut sebaik mungkin sambil menentukan langkah berikutnya.
Clipping, adalah cara memasukkan tali pada pengaman pada runner yang telah tersedia, salah satu tangan usahakan dalam posisi lurus (Strike Arm) lalu masukkan tali utama secepat mungkin setelah runner berada pada jangkauan. Adapun caranya terdapat 3 metode :
1. Jari tengah menahan runner (sedikit ditarik ke bawah) dan ibu jari serta telunjuk memegang tali, jari manis untuk menahan karabiner lalu tekan sampai tali benar  benar masuk pada karabiner.
2. Letakkan tali diantara ibu jari dan jari telunjuk lalu keempat jari sebagai penahan runner lalu remas karabiner tersebut sampai tali masuk.
3. Jari telunjuk dan ibu jari memegang tali dan ketiga jari yang lainnya berfungsi sebagai memegang runner lalu tekan tali pada pintu karabiner sampai masuk.
Dipping, Yaitu mengambil bubuk magnesium pada saat melakukan pemanjatan yaitu dengan cara memasukkan salah satu tangan pada cahlkbag. Usahakan mengambil magnesium pada posisi yang menguntungkan salah satu tangan usahakan lurus (Strike Arm).
Strike Arm, Teknik yang dipakai pada saat Rest Posision, Clipping, dan Dipping maka sebaiknya salah satu lengan yang jadi tumpuan diluruskan agar bisa lebih berhemat tenaga.

Simpul - Simpul Yang Sering Di Pakai Dalam Panjat Tebing 

Figure Eight
Semua pemanjat tebing harus tau simpul ini, simpul yang digunakan untuk menyambung tali ke harnes pemanjat. dan mungkin hampir 90% pemanjat tebing didunia menggunakan simpul ini saat memanjat. Kalau ada pemanjat yang tidak tau simpul ini, perlu dipertanyakan kemampuan memanjatnya (jangan manjat sama dia!)
Kelebihan simpul ini adalah :
- Simpul ini mudah untuk dipelajari dan mudah untuk dicek
- Simpul ini memiliki kekuatan 75-80 %. Jadi simpul Figure Eight ini lebih kuat dibandingkan simpul Bowline.
Kelemahannya:
kalau sering terjatuh dan menggantung pada simpul ini, setelah selesai manjat simpul ini akan sangat erat dan susah dilepas. Ini bisa menjadi satu kelebihan kalo kamu memang masih terus memanjat dan ingin tetap terikat kuat dengan talinya. Satu cara melepas ikatan ini yaitu dengan memegang dua sisi angka delapan-nya masing - masing dengan tangan kanan dan kiri kemudian goyang-goyangkan kedua tangan tersebut keatas dan kebawah berulang-ulang seperti saat kita mau mematahkan/membengkokkan sebatang tongkat. Dengan cara ini biasanya simpul figure eight akan menjadi lentur dan lebih mudah dilepas.
Clove Hitch
Sebuah simpul yang cepat dibuat untuk menghubungan tali ke anchor. Baik karena ini tidak mengambil banyak bagian tali dan secara mudah disesuaikan.
Figure 8 on a Bight
Simpul loop terbaik untuk mengikat tali anda ke titik pengaman karena ini kuat dan mudah dilepaskan juga berguna untuk mencantolkan seseorang pada pertengahan tali.
Double Figure 8 Fisherman's Knot

Simpul terkuat dan terbaik untuk menyambungkan dua tali untuk rappelling atau top-roping.
Prusik Knot
Merupakan salah satu simpul friksi atau simpul yang dibalut/diklem pada tali utama. Simpul pengaman diri yang mudah dibuat untuk meniti tali utama saat situasi darurat.
sumber http://awakeoutdoor.blogspot.co.id/2014/11/teknik-panjat-tebing.html

Menelusuri Keindahan Goa Barat Di Kebumen Yang Masih Sangat Alami

Goa Barat –  Selain Goa Jatijajar, ternyata ada lagi tempat wisata yang tak kalah indahnya yaitu Goa Barat yang terletak di Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, Kebumen.
Menurut warga sekitar nama Goa Barat berasal dari bahasa jawa yang berarti Goa angin. Dan menurut sang juru kunci kenapa diberi nama Goa barat karena dari dalam goa selalu menghembuskan angin ke luar mulut goa. Angin kencang ini dalam bahasa Jawa disebut angin barat. Saat musim tertentu, angin barat sangat kencang sehingga menimbulkan suara berisik bahkan membuat pohon bambu di depan mulut goa bergerak tiada henti.
Goa Barat lokasinya sangat mudah sekali di akses dan terletak di sebelah timur Goa Jatijajar. Goa Barat ini bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi ataupun dengan menyewa jasa tukang ojek. Jaraknya dari Goa Jatijajar sekitar kurang lebih 2 kilometer dengan waktu perjalanan sekitar 15 – 20 menit. Akses jalannya yang sudah lumayan bagus, sehingga akan membuat para penelusur nyaman. Para penelusur nggak perlu khawatir akan tersesat karena sepanjang jalan akan ada papan petunjuk lokasi, sehingga para penelusur tinggal mengikutinya saja. Setelah sampai maka para penelusur tinggal memarkir kendaraan di tempat yang sudah disediakan.
Di tempat parkir kendaraan, biasanya para penelusur akan disambut oleh para pemandu caving. Sebelum para penelusur memasuki goa, maka para penelusur akan di bekali dengan berbagai peralatan untuk caving seperti helm, sepatu, senter, dan pakaian khusus caving. Selama perjalanan menelusur goa, para penelusur akan ditemani oleh pemandu yang juga membawa lampu petromaks. Untuk melakukan kegiatan caving ini para penelusur harus membayar sebesar Rp 30.000/orang.
Goa Barat merupakan sebuah goa yang memiliki 100 air terjun di dalamnya, walaupun belum tentu jumlahnya memang ada 100. Namun karena saking banyaknya maka disebutlah 100. Aneka air terjun ini berketinggian 0,5-10 meter yang menjadi jalur tirta dari mata air di kedalaman karst hingga keluar menjadi sungai permukaan. Dan salah satu dari 100 air terjun tersebut mempunyai ketinggian mencapai 32 meter. Wow sangat tinggi sekali bukan. Karena saking deras airnya serta ketinggiannya yang luar biasa, sampai – sampai para petualang goa yang sudah internasional memberi nama Supermen’s Big Sister.
Beberapa air terjun di Goa Barat memiliki nama yang dulu disematkan tim ekspedisi Indonesia-Prancis, seperti Jump Ulysess (8 meter), Takatsavone (8 meter) dan Sister Morphine (5 meter).
Panorama Goa Barat bukanlah hanya tentang sebuah air terjun Superman’s Big Sister. Namun, masih banyak sekali panorama alam yang disuguhkan oleh goa yang satu ini. Salah satunya yaitu beraneka ragam ornamen stalagtit dan stalagmit yang menghias manis pada setiap langit, dinding dan lantai di Goa Barat. Sepanjang perjalanan caving, para penelusur tak akan bosan karena akan selalu menemui berbagai keindahan yang ada diantaranya orkestra aneka batuan yang berwujud unik, seperti batu jenggot, batu tirai, batu korden, batu kuncup, batu kristal, dan masih banyak rupa batuan lainnya.
Bahkan di salah satu ruang yang terdapat di dalam goa ini dinamakan sawahan yaitu berupa tanah yang terbentuk secara alamiah menjadi petak – petak seperti layaknya sawah pada umumnya. Sungguh betapa indahnya ciptaan Sang Maha Kuasa.
Di Goa Barat ini juga menyediakan lorong-lorong lain yang memiliki karakteristik khas. Misalnya, lorong Batu Makam yaitu bebatuan yang mirip nisan dan sering digunakan warga sebagai tempat untuk mujahadah. Dan ada juga lorong Kratonan yang menawarkan hiasan lantai dan langit-langitnya yang dipenuhi bebatuan kristal memutih yang bisa berkelipan saat ditemarami cahaya redup. Sangat indah sekali bukan 🙂
Bagi para penelusur yang mempunyai jiwa petualang, maka melakukan caving di Goa Barat ini merupakan sebuah tantangan tersendiri. Sepanjang perjalanan, para penelusur harus berjalan penuh hati-hati mengikuti aliran air sungai bawah tanah. Bahkan kadang para penelusur sampai harus menenggelamkan diri pada air setinggi dada, melangkahi bebatuan lancip di igir sungai, menghindari kubangan air yang dalam, merayapi jeram setinggi tiga meter, serta juga harus berjalan merunduk dalam lorong sempit. Walaupun begitu, untuk masalah safety dan juga keamanan selama perjalanan, para penelusur nggak perlu khawatir karena para pemandunya sudah profesional.
Oh ya tidak disarankan bagi para penelusur melakukan kegiatan caving tanpa peralatan yang memadai dan juga tanpa ditemani oleh para pemandu. Hal ini dikarenakan medannya yang tidak mudah dan sangat berbahaya sekali. Selama melakukan kegiatan caving para penelusur membutuhkan waktu sampai kurang lebih 7 jam. Lelah itu pasti, namun semua itu akan terbayar lunas oleh keindahan pemandangan di dalam Goa Barat ini. Selamat berlibur dan have fun para penelusur 😀
goa barat1
Sumber gambar : djawarailmu.blogspot.com

goa barat2
Sumber gambar : diasporaiqbal.blogspot.com
goa barat3
Sumber gambar : www.kaskus.co.id
goa barat
Sumber gambar : goa-barat.blogspot.com

Bagaimana? tertarik untuk liburan dan telusuri wisata Goa Barat dengan berbagai keindahan ornamen – ornamen yang ditawarkan?
Ayo ajak keluarga, teman, pacar, atau siapalah untuk kesini!!!
oya para penelusur, jika kalian suka dengan artikel ini tolong kasih comment dan share ya siapa tau teman-temanmu belum tau tempat wisata ini, sekalian membantu memajukan pariwisata
sumber  http://www.telusurindonesia.com/goa-barat-di-kebumen.html

Pengertian Survival dan Cara Melakukan Survival Yang Benar

Pengertian Survival dan Cara Melakukan Survival - Survival adalah berusaha mempertahankan hidup di alam bebas dari hambatan alam sebelum mendapatkan pertolongan. Survival terjadi karena adanya kondisi darurat yang sulit diprediksi/diperkirakan seperti disebabkan oleh alam, kecelakaan, gangguan satwa atau kondisi lainnya. 

Persiapan dan perencanaan kegiatan adalah salah satu langkah untuk mengantasipasi kondisi darurat yang mungkin terjadi di lapangan. Hal ini termasuk peralatan/perlengkapan dan pengetahuan dasar mengenai survival. Namun hal yang paling menentukan adalah faktor diri sendiri.
Survival berasal dari kata Survive,yang artinya bertahan hidup.Sedang survival sendiri adalah suatu kondisi yang tidak menentu yang dihadapi oleh seorang atau sekelompok orang pada suatu daerah yang asing dan terisolir bagi orang/kelompok yang sedang mengalaminya. Keadaan tidak menentu (survival) ini bisa terjadi pada setiap orang yang tengah melakukan perjalanan,petualangan atau penjelajahan di alam bebas.
Pengetahuan dan tehnik survival harusnya difahami oleh setiap orang, khususnya para penggiat alam bebas/terbuka, hingga apabila suatu saat ia mengalami kondisi ini, paling tidak ia telah mempunyai gambaran serta tindakan apa saja yang harus dilakukannya.
Berhasil tidaknya seseorang atau sekelompok orang keluar dari kondisi survival ini, tergantung dari kesiapan mental dan fisiknya.

PERSIAPAN DAN PERENCANAAN SURVIVAL

Perencanaan kegiatan akan mempermudah mengorganisir kegiatan yang akan dilakukan, dengan mengeliminasi kemungkinan resiko buruk yang mungkin terjadi. Perencanaan tersebut harus berdasar kepada “Pedoman 5 W + H” :
  1. Who, siapa yang mengadakan kegiatan, dengan siapa kita pergi, siapa yang jadi pemimpin (leader) dan siapa yang paling berpengalaman di lapangan.
  2. What, apa jenis kegiatannya, apa tujuannya, apa hambatannya, apa yang akan dilakukan dan perlengkapan apa yang harus dibawa.
  3. Why, mengapa kita harus ikut dan mengapa memilih kegiatan tersebut.
  4. When, kapan kegiatannya, berapa lama waktunya, siang atau malam dan pada musim apa kegiatan tersebut dilakukan.
  5. Where, dimana tempat kegiatannya, dimana tempat mencari bantuan terdekat.
  6. How, bagaimana mencapai lokasi kegiatan dan bagaimana menghadapi resiko buruk yang mungkin terjadi.
Satu hal yang paling penting untuk diperhatikan yaitu pengetahuan mengenai diri sendiri terutama daya fisik dan mentalnya. Usaha lain untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan adalah memberitahukan segala rencana kegiatan kita secara rinci kepada orang lain termasuk perubahan rencana di tengan jalan dengan menuliskan pada secarik kertas yang dibungkus plastik dan ditempelkan di pohon atau menyampaikan kepada pendaki lain.


PERLENGKAPAN DAN PENGEPAKAN (PACKING) SURVIVAL KIT


1. Perlengkapan Pribadi

Perlengkapan pribadi adalah barang-barang perlengkapan untuk memenuhi semua kebutuhan pribadi tanpa mengandalkan orang lain, yaitu:
  1. Sepatu (harus kuat, lentur, aman/safety , nyaman, anti selip) dan kaos kaki (cukup tebal, kuat, nyaman dan terbuat dari wol atau sintetis)
  2. Pakaian lapangan (nyaman, tahan lama, cepat kering, melindungi tubuh dari berbagai kondisi lingkungan dan terbuat dari polyester atau polypropilena atau memenuhi 3 W yaitu wicking, warmth, water/wind proofing)
  3. Tas/ransel (kokoh, bahannya kuat, tahan air dan mempunyai sabuk pinggang untuk mengurangi goyangan ransel)
  4. Ponco/rain coat
  5. Perlengkapan tidur (bersih, kering, hangat dan nyaman terdiri dari pakaian tidur, matras, kantong tidur/sleeping bag dan jaket/sweater)
  6. Perlengkapan mandi (handuk, sabun mandi, pasta gigi, sikat gigi dan shampo)
  7. Air minum dan makanan (harus cukup kualitas dan kuantitasnya)
  8. Alat navigasi (kompas, peta, altimeter dan GPS=Global Positioning System)
  9. Alat tulis (ballpoint, buku dan pensil)
  10. Perlengkapan penunjang (menunjang kegiatan yang dilakukan, seperti HT (handy talkie), HP (hand phone), pelindung pacet/gaithers, kelambu dan lainnya)
  11. Survival kit yang terdiri dari pisau serbaguna, alat pancing, jarum jahit, benang,tali jerat, gunting, cermin, peluit, kompas, ketapel, karet, lup, peniti, korek api dalam kemasan kedap air, makanan berkalori tinggi, senter, obat-obatan, radio komunikasi dan balon.
2. Perlengkapan Kelompok
Perlengkapan kelompok adalah barang-barang perlengkapan yang dibawa untuk memenuhi kebutuhan semua anggota kelompok, yaitu tenda, obat obatan P3K, peralatan masak dan makan, golok serta tali.
3. Perlengkapan Teknis

Perlengkapan teknis adalah perlengkapan yang digunakan untuk beraktivitas di alam bebas, tergantung jenis dan tujuan kegiatan. Perlengkapan kegiatan hiking berbeda dengan kegiatan caving, begitu juga dengan kegiatan yang lainnya.\
4. Packing

Prinsip packing adalah barang yang berat diletakkan di bagian atas ransel dan sedekat mungkin ke bagian tubuh, menempatkan barang yang penting dan sering digunakan pada tempat yang mudah dijangkau serta mengelompokkan barang-barang dan melindunginya dengan membungkusnya dalam plastik (trash bag). Prinsipnya memanfaatkan ruangan yang ada di dalam ransel seefisien mungkin.
Setiap huruf dari kata survival merupakan singkatan dari langkah-langkah yang harus kita ingat dan lakukan yaitu:
S  : Size up the situation
U  : Undue haste makes waste
R  : Remember where you are
V  : Vanguish fear and panic
I   : Improve
V : Value living
A : Act like the native
L : Learn basic skill
Secara umum aspek-aspek dalam kondisi survival dibagi tiga yang saling mempengaruhi dan berkaitan yaitu aspek psikologis (panik, takut, cemas, sepi, bingung, tertekan, bosan), aspek fisiologis (sakit, lapar, haus, luka, lelah) dan aspek lingkungan (panas, dingin, kering, hujan).
Survival Kit

Komponen pokok survival terdiri atas:

a. Sikap mental berupa hati yang kuat untuk bertahan hidup, mengutamakan akal sehat, berpikir jernih dan optimis
b. Kondisi fisik yang fit dan kuat
c. Tingkat pengetahuan dan keterampilan
d. Pengalaman dan latihan
e. Perlengkapan berupa survival kit.

Langkah-langkah survival

a. Jika tersesat lakukan tindakan pedoman STOP (Seating, Thinking, Observation, dan Planning)
b. Lakukan pembagian tugas kepada anggota kelompok
c. Tetap berusaha mencari pertolongan
d. Hemat terhadap penggunaan makanan, minuman dan tenaga
e. Hindari dan jauhi masalah-masalah yang mungkin timbul yaitu dari diri sendiri, orang lain dan alam.
Kebutuhan Dasar Survival 

a. Air
Syarat-syarat fisik air bersih yang layak untuk diminum adalah tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Sumber air antara lain mata air, sungai, air hujan, embun, tumbuhan (rotan, pisang, lumut, akar gantung, kantung semar), hasil kondensasi tumbuhan dan air galian tanah.
b. Makanan
Saat sumber makanan yang dibawa semakin berkurang, kita dapat memanfaatkan sumber makanan dari alam berupa flora (tumbuhan) dan fauna (hewan). Bagian tumbuhan yang dapat dimakan adalah buah, batang, daun dan akar (umbi). Hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi tumbuhan:
  • Hindari tumbuhan berwarna mencolok
  • Hindari tumbuhan bergetah putih, kecuali yang sudah dikenal aman dimakan
  • Mencoba mencicipi sedikit atau mengoleskan ke kulit. Biasanya tumbuhan yang berbahaya akan menimbulkan efek gatal, merah dan panas pada tubuh.
  • Variasikan makanan yang dimakan untuk menghindari akumulasi zat yang mungkin buruk bagi kesehatan
  • Jangan memakan tumbuhan yang meragukan untuk dimakan.
  • Hampir semua unggas dan ikan dapat dijadikan sumber makanan, begitu juga dengan beberapa jenis serangga, reptil dan mamalia. Kendala utama untuk mendapatkan hewan-hewan liar tersebut adalah cara menangkapnya. Oleh karena itu perlu membuat perangkap (trap) untuk mempermudah menangkap hewan liar tersebut.
c. Shelter
Shelter adalah tempat perlindungan sementara yang dapat memberikan kenyamanan dan melindungi dari keadaan panas, dingin, hujan dan angin. Shelter dapat menggunakan alam yang ada seperti gua, lubang pohon dan celah di batu besar. Selain itu dapat dibuat dari tenda, plastik dan ponco atau menggunakan bahan dari alam seperti daun-dauanan atau ranting.
d. Api
Api berguna untuk penerangan, meningkatkan semangat psikologis, memasak makanan dan minuman, menghangatkan tubuh, mengusir hewan buas membuat tanda/kode, dan merokok. Sumber api berasal dari korek api, lup/teropong, menggosok-gosokkan kayu dnegan kayu, membenturkan logam dengan logam atau batu.
Ada hal lain yang menentukan lamanya kita berada pada kondisi survival, yaitu keputusan apakah kita akan menetap (survival statis) atau bergerak keluar mencari bantuan (survival dinamis).
Demikian Pengertian Survival dan Cara Melakukan Survival Yang Benar Semoga bermanfaat.
sumber  http://www.kompasalam.com/2016/09/pengertian-survival-dan-cara-melakukan-survival.html

cara mendaki gunung

Cara Mendaki Gunung

Cara Mendaki Gunung

Kegiatan di gunung biasanya diistilahkan dengan mendaki gunung (hill walking)pelakunya disebut pendaki gunung. Masyarakat sering mengidentifikasikan pendaki gunung dengan pencinta alam padahal sebenarnya pencinta alam saja yang bertujuan untuk mengenal alam dan melestarikannya sedangkan kelompok lain hanya ingin berekreasi atau bahkan merusak lingkungan pegunungan dengan berbagai kegiatannya.
Kegiatan di gunung biasanya diistilahkan dengan mendaki gunung (hill walking)pelakunya disebut pendaki gunung. Masyarakat sering mengidentifikasikan pendaki gunung dengan pencinta alam padahal sebenarnya pencinta alam saja yang bertujuan untuk mengenal alam dan melestarikannya sedangkan kelompok lain hanya ingin berekreasi atau bahkan merusak lingkungan pegunungan dengan berbagai kegiatannya.
Kegiatan utama di gunung adalah berjalan, berkemah, menempuh rimba dan kadang memanjat tebing baik untuk tujuan ilmiah maupun rekreatif. Untuk itu pelakunya perlu menguasai teknik hidup di alam bebas yang disebut dengan mountaneering. Medan yang dihadapi umumnya adalah hutan belantara tropis, punggungan pegunungan muda dan tidak jarang pula menyusuri mata air serta sungai. Pada gunung tertentu terdapat salju dan es. Teknik pendakian guunung salju disebut Ice climbing, tata caranya sangat berbeda dengan pendakian pada gunung biasa.
Puncak tertinggi secara fisik merupakan tujuan utama dari kegiatan mendaki gunung. Namun, secara filisofis tujuannya adalah untuk mengasah fisik dan mental sehingga muncul sikap-sikap positif seperti percaya diri, pencinta alam, cinta sesama dan menghormati peri kehidupan disekitarnya. Kebanggaan terbesar bagi seorang pendaki gunung adalah karena kemampuannya mengatasi kelemahan yang ada pada dirinya.
PERSIAPAN FISIK DAN TEKNIK
Kesiapan fisik adalah modal utama dalam melakukan kegiatan mountaneering. Latihan fisik yang bertujuan meningkatkan daya tahan dan kebugaran adalah menu utama. Ini dapat diperoleh deengan melakukan senam, lari dan latihan beban secara rutin.
Senam aerobik ditambah bersepeda bertujuan untuk menjaga kebugaran dan daya tahan. Lari terutama di siang jari dapat meningkatkan VO2MAX (kemampuan paru-paru menyerap oksigen) mengingat oksigen di daerah ketinggian kadarnya rendah.
Latihan beban berguna untuk membentuk kekuatan otot dalam menghadapi medan yang berat. Penguasaan hidup di alam bebas meliputi survival, bivoac, tali temali, teknik dasar, memasak, kesehatan lapangan, P3K, ilmu medan medan dan membaca peta kompas mutlak harus dikuasai. Ditunjang dengan peralatan yang lengkap dan baik akan menjamin keselamatan dan kenyamanan pendakian. Tidak dapat ditinggalkan adalah dokumen perjalanan seperti surat ijin instansi terkait.
Dalam perjalanan ada baiknya untuk mendekatkan diri dengan penduduk sekitar, memberitahukan maksud kegiatan kita. Hal ini penting karena sekiranya mendapat kesulitan maka penduduklah yang paling potensial untuk secepatnya memberi bantuan.
TEKNIK PACKING
Secara ideal umunya beban yang dapat dibawa adalah 30%-45% dari berat tubuh. Pisahkan barang-barang yang dibawa dalam kelompok-kelompok yang sesuai dengan kegunaan. Perhitungkan dengan kelompok kelompok yang sesuai dengan kegunaan. Perhitungkan dengan cermat jumlah barang, tingkat kebutuhan dan urutan pemakaiannya serta tentukan tempat kebutuhan dan urutan pemakaiannya serta tentukan tempat yang paling praktis di ransel untuk jenis barang tersebut. Misalnya alat-alat MCK dan alat-alat tulis dapat disimpan dikantong-kantong luar ransel, pakaian di bagian bawah, makanan di tengah dan seterusnya.
Aturan umum dalam packing adalah letakkan barang yang ringan di bawah dan yang berat di atas serta bagilah beban secara merata di sisi kiri dan kanan ransel serta barang yang paling berat di tengah. Aturlah penempatan seefisien mungkin dan jangan biarkan ada barang tersisa bergeletakkan di luar ransel karena akan mengganggu perjalanan dan berbahaya bila terangkut dahan.
TEKNIK BERJALAN
Mendaki gunung pada dasarnya adalah olahraga berjalan, di mana medan yang dilalui sangat berbeda dengan yang kita lalui sehariihari. Ditambah beban yang ada dipunggung maka kita dituntut untuk menguasai teknik menjaga keseimbangan dan berjalan di pegunungan dengan benar.
Di medan berkerikil atau berbatu bulat atau tajam seperti sungai harus dilewati dengan melompat dengan cepat dari satu batu ke batu yang lain sebelum batu tersebut sempat bergulir. Namun bila kondisi badan sudah lemah sebaiknya diperiksa dulu posisi batuan tersebut kemudian ,melewatinya perlahan-lahan. Tanah berumput basah karena embun dan hujan serta terdapat lumut mengakibatkan tergelincir. Medan berlumpur dan becek menjadikan perjalanan menjemukan, lambat serta menguras banyak tenaga. Hal ini hanya dapat dihindari bila kita memakai sepatu dari jenis yang tepat untuk keperluan hiking.
Berjalan di pegunungan bukit yang curam memerlukan keseimbangan yang prima. Gerakan mendadak seperti mengayun tangan dan melompa dapat berakibat fatal. Hati-hati dengan terpaan angin, berjalanlah tenang dan tidak kaku. Jangan memotong lintasan karena biasanya jalan setapak yang sudah ada mengikuti kontur alam sehingga tidak curam walau berkelok-kelok. Hapalkan lintasan tersebut agar mudah bila kehilangan arahatau pada saat kembali nantinya. Teknik lain berjalan di daerah curam adalah dengan lintasan zig-zag untuk menghemat nafas.
Jangan memakai tumbuhan kecil yang ada di tebing sebagai tumpuan karena biasanya banyak yang lapuk dan tidak cukup kuat untuk menahan bebn, cukup dipakai sebagai keseimbangan saja.
Semak lebat sering menghalangi dan menghilangkan lintasan, bukalah semak dengan tebasan parang. Lakukanlah tebasan sesedikit mungkin untuk menghemat tenaga. Perhatikan pada waktu yang cukup lama untuk ditumbuhi rumput sehingga masihmudah ditemukan dengan sedikit menyibak semak. Lintasan yang kurang jelas biasanya jarang dilewati kecuali oleh penebang kayu.
Sungai memang tampak sebagai jalan yang mudah dilalui untuk cepat sampai ke bawah, tetapi mengikuti aliran sungai adalah tindakan yang berbahaya. Sungai di gunung seringkali melewai tebing dan air terjun yang curam sehingga sulit dilalui tanpa peralatan memanjat tebing. Banyak kecelakaan terjadi karena mengikuti aliran sungai. Bila terpaksa untuk mengikuti aliran sungai, misalnya pada saat tersesat, ikutilah dari tempat yang tinggi prinsipnya ikutilah lintasan yang berbeda di pegunungan asalkan aliran sungai tersebut masih dapat terlihat dan bukan di cekuk-cekuk di mana sungai tersebut mengalir.
Pada saat turun kondisi badan biasanya sudah lelah ditambah posisi badan yang seluruhnya mengarah ke bawah sehingga otot kaki mendapt beban ekstra, kemungkinan terkilir dan tergelincir cukup besar. Kencangkan ujung kaki agar ujung kaki tidak tergencet dan pergunakan tumit sepatu sebagai rem dantumpuan beban. Jangan berjalan doyong ke muka, usahakan berat tubuh tetap ditengah. Cara lain adalah berjalan miring dengan tubuh doyong ke belakang segera dapat mengantisipasi keadaan bila terpeleset.
Hati-hati bila berada di daerah kawah, daerah yang gersang tanpa tumbuhan dan bila ada gejala pening atau mual biasanya merupakan pertanda adanya gas beracun. Hindari tempat tersebut dan segera carilah tempat dengan sirkulasi udara, sementara dapat digunakan kain yang dibasahi air dan ditutupkan ke hidung.
Kadangkala gas beracun mengalir tidak terlalu tinggi dari permukaan tanah, kira-kira setinggi lutut. Gas ini biasa menyerang pada saat pendaki sedang duduk beristirahat atau tidur. Karena sifatnya yang tidak berbau dan berawan maka gas ini perlu diwaspadai terutama bila timbul gejala keracuna sesaat setelah istirahat. Segera cari tempat istirahat atau shelter lain di tempat yang lebih tinggi, terbuka dan sirkulasi udara yang baik.
Jangan terlalu berkonsentrasi pada gerakan kaki, berjalanlah santai dengan pandangan ke depan sambil sesekali memperhatikan keindahan pemandangan sekitar. Kecuali pada tanjakan yang curam lebih baik arahkan pandangan ke tanah karena biasanya pandangan ke atas akan melemahkan semangat tanpa disadari akibat timbulnya kesan seolah-olah tidak segera sampai.
Berjalan harus mengikuti suatu irama yang tetap dengan langkah-langkah kecil. Langkah yang selalu lebar akan mempengaruhi keseimbangan karena berat badan sering ditunjang oleh satu kaki saja. Pendaki gunung berjalan lebih lambat dari ritme berjalan yang normal untuk menghemat nafas.
Kesulitan berbicara dengan teman selagi berjalan adalah pertanda berjalan terlalu cepat. Lebih baik berjalan lambat dengan istirahat yang sedikit daripada berjalan cepat dengan istirahat yang banyak pula. Saat beristirahat duduklah berselonjor dengan kaki sedikit diangkat di atas badan agar darah yang mengumpul di kaki dapat mengalir mormal kembali.
Hindari angin secara langsung karena udara dingin cepat mengerutkan otot yang istirahat. Pori-pori yang terbuka akibat berkeringat akan mengakibatkan exposure (kehilangan panas tubuh) bila terkena angin (hawa dingin). Untuk menghindarinya usahakan untuk memakai jaket pada saat beristirahat walaupun tubuh agak terasa panas.
Jangan terlalu lama istirahat karena otot yang mulai mengendur akan memerlukan pemanasan kembali. Ukuran normal istirahat adalah sepuluh menit setiap berjalan selama satu jam. Bila semkain lama anda membutuhkan waktu istirahat lebih panjang dengan interval di bawah satu jam maka berarti anda telah terlalu lemah.
Selama istirahat perlu teknik pengaturan nafas untuk menghilangkan kepenatan dengan gerakan-gerakan ringan, misalnya menekuk badan ke muka ke belakang dan samping kiri kanan, mengambil nafas sekuat kuatnya, ditahan sejenak kemudian dihembuskan melalui mulut dengan berteriak. Teknik relaksasi seperti ini berguna untuk melepaskan kepenatan dan stres selama perjalanan.
Segera dirikan tenda (shelter) untuk istirahat panjang dengan lokasi datar, tidak berangin, dekat sumber air dan berada di tempat yang tinggi agar terhindar dari kemungkinan pengendapan gas racun. Segera psikologis tempat yang tinggi memungkinkan kita terlihat pemandangan yang menarik di sekitar untuk mengurangi kelelahan mental.
Selama istirahat minumlah air hangat yang cukup seimbang dengan keringat yang dikeluarkan. Tambahkan sedikit garam untuk mengganti mineral yang keluar bersama keringat dan untuk otot. Makanlah makanan kecil seperti biskuit dengan kadar hidrat arang yang tinggi untuk menambah tenaga.
Selama dalam perjalanan buanglah bungkus semen, puntung rokok dan bungkusnya serta sampah lainnya ke dalam tas plastik agar tidak mencemari lingkungan pegunungan. Sedapat mungkin lakukanlah SAR (Search and Rescue) sampah yang ada di sepanjang jalan dengan demikian kita telah membantu kebersihan dan kelestarian lingkungan pegunungan tersebut.
MENDIRIKAN BIVAK/TENDA
1. Di tempat yang datar
2. Di tempat yang kering
3. Di sekitar banyak terdapat pohon
4. Melawan arah angin
5. Tidak searah dengan aliran air
Nah, itu tadi sekilas teknik pendakian gunung.
Ingat, mendaki gunung bukanlah hal yang mudah, butuh banyak persiapan terutama
persiapan fisik. Salah seorang teman saya pernah terkena Hipotermia (suatu kondisi
dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu
dingin) saat kita mencapai puncak Panderman, Malang. Panderman bukanlah gunung yang tinggi, tetapi udara dingin di puncaknya sanggup melemahkan tubuh manusia.
Ga kebayang lagi dengan hawanya gunung yang lebih tinggi seperti Semeru, kan?
Tapi selama segala persiapan terpenuhi, hal-hal yang buruk bisa dihindari.
Selamat
sumber mhttps://sparp.wordpress.com/category/cara-mendaki-gunung/endaki!